Pecalang Jaga Ribuan Umat Buddha Saat Ibadah Waisak di Denpasar

Posted on

Sekitar tiga ribuan umat Buddha memperingati Hari Trisuci Waisak 2569 BE/2025 di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar, Bali. Yayasan Buddha Sakyamuni turut melibatkan pecalang untuk menjaga keamanan dan ketertiban parkir kendaraan milik umat dalam perayaan Waisak tersebut.

Ketua Yayasan Buddha Sakyamuni Oscar Naib Wanouw menjelaskan keterlibatan pecalang dalam kegiatan di vihara telah dilakukan sejak 2000. Sebanyak 11 anggota pecalang dari banjar adat di lingkungan vihara dilibatkan dalam pengamanan Waisak tahun ini.

Pantauan infoBali, pernak-pernik dan ornamen khas Bali turut menghiasi area Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar. Mulai dari penjor, gebogan, dan ornamen dekorasi lainnya.

“Inilah bentuk harmonisasi kami karena umat Buddha pun bisa berkolaborasi dengan keyakinan yang lain,” kata Oscar saat dijumpai di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung, Denpasar, Senin (12/5/2025).

Oscar menuturkan perayaan Waisak di vihara tersebut dirangkai dengan Puja Pohon Bodhi. Prosesi yang dipimpin oleh PMy Sutikno Gunawan itu menjadi simbol penghormatan terhadap tempat Sang Buddha mencapai pencerahan.

Prosesi dilanjutkan dengan Abhayadana atau pelepasan dua ribu ekor burung ke alam bebas. Ada beberapa jenis burung yang dilepaskan dalam kegiatan tersebut, yakni tekukur, perkutut, hingga emprit.

“(Dalam Abhayadana) kami tidak mengambil jumlah angkanya. Tapi, yang penting niat kami untuk memberikan mereka (burung) rasa bahagia dan kebebasan. Walaupun di dalam kurungan yang bagus, kalau masih terkurung, kan tidak bahagia,” imbuhnya.

Adapun acara inti perayaan Waisak di vihara tersebut, yakni Puja Bakti Waisak yang dipimpin oleh PMy The Bun Hoo. Acara diikuti dengan pembacaan Vesakha Puja Katha oleh Bhikkhu Kusalasarano.

Oscar menuturkan Waisak tahun ini mengusung tema ‘Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa’. Menurutnya, tema ini mengedepankan penghayatan nilai-nilai spiritual atau esensi ketimbang selebrasi.

Wayan Sudiarta, salah satu pecalang yang bertugas di vihara tersebut mengatakan keterlibatan mereka dalam perayaan Waisak sebagai bentuk toleransi beragama. Para pecalang mulai bertugas sejak pukul 15.00-20.00 Wita.

“Tugasnya mengatur parkir dan mengarahkan umat yang datang hari ini. Keterlibatan pecalang hari ini semacam beryadnya untuk menunjukkan toleransi antarumat agama,” ujar Sudiarta.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *