Orang Tua Siswa Tolak Rencana Regrouping SDN 5 Batuagung Jembrana

Posted on

Rencana pemerintah melakukan penggabungan atau regrouping SDN 5 Batuagung ke SDN 3 Batuagung, Kabupaten Jembrana, Bali, mendapat penolakan dari orang tua murid. Mereka keberatan karena alasan jarak tempuh hingga kondisi ekonomi.

Kebijakan ini diambil lantaran jumlah siswa di SDN 5 Batuagung dinilai tidak memenuhi standar minimal 70 siswa yang ditetapkan pemerintah pusat. Saat ini, sekolah yang berdiri sejak 1974 tersebut hanya memiliki total 63 siswa dari kelas I hingga kelas VI.

“Tadi memang ada pertemuan (sosialisasi) terkait rencana penggabungan sekolah. Wali murid sangat kaget dan mempertanyakan apakah karena efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat,” ungkap Ketua Komite SDN 5 Batuagung Ida Bagus Sudita, saat dikonfirmasi infoBali, Rabu (17/12/2025).

Sudita menjelaskan, penolakan wali murid juga karena mempertimbangkan jarak sekolah tujuan yang lebih jauh, yakni sekitar 2 kilometer (km) ke arah utara. Menurutnya, hal ini akan menambah beban bagi orang tua yang memiliki kondisi ekonomi pas-pasan.

“Seluruh komponen masyarakat sepakat menolak rencana tersebut (regrouping). Sosialisasi dari dinas juga terkesan mendadak. Penolakan ini didasari kurangnya sosialisasi sejak awal. Selain itu, jarak sekolah tujuan cukup jauh dengan kondisi jalan yang kurang baik,” ujar Sudita.

Ia menambahkan para orang tua juga merasa terbebani jika harus menunggu anak-anak mereka hingga jam pulang sekolah di lokasi baru. Yang mana hal itu bisa menyita waktu mereka untuk bekerja.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, membenarkan rencana regrouping terhadap sembilan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Jembrana. Anom menegaskan kebijakan ini bukan semata-mata soal efisiensi anggaran, melainkan karena krisis tenaga pendidik.

“Ini menjadi pertimbangan kami karena kekurangan guru. Jika tidak diambil langkah sejak sekarang, dua tahun ke depan belum tentu ada perekrutan, sementara setiap tahun selalu ada guru yang pensiun,” jelas Anom.

Ia mengungkapkan, awalnya ada 28 SDN yang masuk tahap evaluasi. Namun, setelah kajian mendalam, jumlahnya mengerucut menjadi sembilan sekolah, termasuk SDN 5 Batuagung. Meski demikian, Anom memastikan rencana ini belum bersifat final.

“Hasil sosialisasi masih kami rampungkan untuk kemudian diajukan sebagai bahan pertimbangan kepada pimpinan daerah, dalam hal ini bupati, guna memperoleh arahan dan petunjuk selanjutnya,” pungkasnya.