Oh Bali, Ulah Pati Lagi: Dua Nyawa Muda Melayang dalam Dua Hari

Posted on

DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.

Dua kasus bunuh diri (ulah pati) terjadi hanya dalam dua hari di Denpasar, Bali. Seorang siswa SMP dan seorang mahasiswa Universitas Udayana ditemukan tewas dengan dugaan kuat mengakhiri hidupnya sendiri.

Kasus ini menyoroti kembali darurat kesehatan mental di kalangan anak muda dan remaja di Bali.

Seorang siswa SMP di Denpasar berinisial KST (15) ditemukan tewas gantung diri di pohon jeruk lemon dekat kosnya, Rabu (15/10/2025) pagi. KST meninggalkan dua surat permintaan maaf kepada orang tua dan teman-temannya.

“Korban gantung diri,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi kepada infoBali, Kamis (16/10/2025).

KST ditemukan sekitar pukul 10.30 Wita oleh penghuni kos lain berinisial NMS (59). Melihat KST tergantung dengan tali melilit leher, saksi melapor ke penghuni kos lain sebelum diteruskan ke pihak keluarga dan polisi.

Remaja itu ditemukan hanya mengenakan celana pendek hitam. Tidak ada tanda-tanda kekerasan lain selain ciri khas korban gantung diri. Polisi menemukan dua lembar surat yang diduga ditulis KST sendiri.

“Ditemukan dua lembar surat. Isinya, ‘Omang akan denger kasih sayang bapak, perjuangan bapak tapi Omang minta maaf sama bapak Omang belum bisa mengasi harapan yang bapak inginkan dan Omang maaf juga perbuatan Omang. Omang sayang bapak’,” ujar Sukadi menirukan isi surat tersebut.

“Lembar surat kedua, isinya ‘aku minta maaf samatementemenku kalo aku ada salah TMPYK Rujak Sekawan Limo’,” imbuhnya.

Pihak keluarga KST menolak melaporkan kasus tersebut dan menganggap peristiwa itu sebagai musibah. Meski begitu, polisi tetap melakukan penyelidikan.

“Pihak keluarga tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan dianggap kejadian tersebut sebagai musibah. Tapi, (kasusnya) masih diselidiki,” kata Sukadi.

Sehari sebelumnya, mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS juga ditemukan tewas setelah melompat dari gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud, Jalan Sudirman, Denpasar, Rabu (15/10/2025).

Polisi memastikan TAS melompat dari lantai empat, bukan dari lantai dua seperti sempat diberitakan sebelumnya. Hal itu berdasarkan keterangan saksi mahasiswa berinisial NKGA yang saat kejadian berada di lokasi.

“Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita, pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas lantai empat kampus, diskusi tentang mata kuliah,” kata Sukadi.

Sekitar 15 menit kemudian, TAS muncul dari lift dalam keadaan panik. “Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” imbuh Sukadi.

Tak lama, TAS melompat dari lantai empat. Mahasiswa dan petugas keamanan segera mengevakuasi korban ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar. TAS sempat sadar saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD), namun meninggal dunia beberapa jam kemudian.

“Korban mengalami pendarahan pada organ dalam dan kesadaran terus menurun. Pukul 13.03 Wita korban dinyatakan meninggal dunia,” ujar Sukadi.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan TAS mengalami patah pada tulang pinggul, lengan, dan sendi kanan.

Salah satu petugas kebersihan kampus mengungkap TAS kerap menyakiti diri sendiri. Ia disebut sering membenturkan kepala ke tembok saat merasa frustrasi.

Beredar pula pesan di kalangan mahasiswa yang menyebut perilaku itu sudah berlangsung lama. TAS dikabarkan berjuang melawan gangguan mental sejak lama.

“Dia sering benturin kepala ke tembok kalau ada pendapat dia yang dianggap salah waktu diskusi sama dosen,” tulis pesan yang tersebar di grup mahasiswa.

“Udah berkali-kali sebenarnya mau loncat dari gedung,” lanjut pesan tersebut.

Pihak Universitas Udayana menyampaikan duka cita atas meninggalnya TAS dan berjanji memperkuat layanan konseling mahasiswa.

“Universitas Udayana berkomitmen memperkuat program pendampingan dan layanan kesehatan mental mahasiswa melalui unit konseling di tingkat fakultas dan universitas,” ujar Humas Unud, Dewi Pascarani.

Siswa SMP Ditemukan Tewas Gantung Diri

Dugaan Bunuh Diri Mahasiswa Unud

Sempat Alami Gangguan Mental

Sehari sebelumnya, mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS juga ditemukan tewas setelah melompat dari gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud, Jalan Sudirman, Denpasar, Rabu (15/10/2025).

Polisi memastikan TAS melompat dari lantai empat, bukan dari lantai dua seperti sempat diberitakan sebelumnya. Hal itu berdasarkan keterangan saksi mahasiswa berinisial NKGA yang saat kejadian berada di lokasi.

“Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita, pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas lantai empat kampus, diskusi tentang mata kuliah,” kata Sukadi.

Sekitar 15 menit kemudian, TAS muncul dari lift dalam keadaan panik. “Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” imbuh Sukadi.

Tak lama, TAS melompat dari lantai empat. Mahasiswa dan petugas keamanan segera mengevakuasi korban ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar. TAS sempat sadar saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD), namun meninggal dunia beberapa jam kemudian.

“Korban mengalami pendarahan pada organ dalam dan kesadaran terus menurun. Pukul 13.03 Wita korban dinyatakan meninggal dunia,” ujar Sukadi.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan TAS mengalami patah pada tulang pinggul, lengan, dan sendi kanan.

Dugaan Bunuh Diri Mahasiswa Unud

Salah satu petugas kebersihan kampus mengungkap TAS kerap menyakiti diri sendiri. Ia disebut sering membenturkan kepala ke tembok saat merasa frustrasi.

Beredar pula pesan di kalangan mahasiswa yang menyebut perilaku itu sudah berlangsung lama. TAS dikabarkan berjuang melawan gangguan mental sejak lama.

“Dia sering benturin kepala ke tembok kalau ada pendapat dia yang dianggap salah waktu diskusi sama dosen,” tulis pesan yang tersebar di grup mahasiswa.

“Udah berkali-kali sebenarnya mau loncat dari gedung,” lanjut pesan tersebut.

Pihak Universitas Udayana menyampaikan duka cita atas meninggalnya TAS dan berjanji memperkuat layanan konseling mahasiswa.

“Universitas Udayana berkomitmen memperkuat program pendampingan dan layanan kesehatan mental mahasiswa melalui unit konseling di tingkat fakultas dan universitas,” ujar Humas Unud, Dewi Pascarani.

Sempat Alami Gangguan Mental

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *