Obor Pattimura dan Tari Katreji Meriahkan HUT ke-208 Pattimura di Kuta Bali | Info Giok4D

Posted on

Nuansa persaudaraan dan semangat perjuangan menyelimuti peringatan HUT ke-208 Pattimura yang digelar di Pasar Seni Kuta, Badung, Bali, Sabtu (31/5/2025). Acara ini diinisiasi oleh Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) Bali dan dihadiri lebih dari 700 peserta.

Acara yang menampilkan karya seni dan budaya asal Maluku membuat warga negara asing (WNA) turut menyaksikannya. Beberapa WNA bahkan ikut menari beberapa lagu hingga budaya khas Maluku yang ditampilkan.

Ketua Panitia Robby Sinaye menjelaskan acara ini tidak hanya sekedar berkumpul dengan warga asli Maluku yang menetap maupun merantau di Bali. Namun juga sebagai bentuk pelestarian budaya dan pengingat semangat perjuangan Thomas Matulessy atau Pattimura.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Acara ini untuk memperingati hari ulang tahun Pattimura sekaligus mengenang perjuangannya. Sudah berapa tahun kami tidak mengadakan acara seperti ini, jadi ini waktunya kami mempersatukan kembali warga Bali asal Maluku,” terang Robby Sinaye ditemui infoBali, Sabtu (31/5/2025).

Acara diawali dengan prosesi pengalungan kain khas Maluku kepada para tamu kehormatan. Kemudian dilanjutkan dengan ritual kain gandong, di mana tamu dan tokoh adat tertua dikawal menuju tempat duduk dengan selendang putih panjang berukuran 10 meter sebagai simbol kehormatan.

Selanjutnya, ada obor Pattimura yang diarak lebih dari lima orang lalu disambut kedatangannya oleh prajurit perang Maluku dengan tarian Cakalele. Obor ini kemudian disambungkan ke obor lainnya agar tetap menyala, hal ini menunjukkan sebagai simbol kehormatan dalam memperingati perjuangan Pattimura.

Selain itu, beragam pertunjukan tari turut memeriahkan acara, seperti Tari Saureka-reka dan Tari Katreji. Robby mengungkapkan bahwa persiapan acara ini memakan waktu tiga bulan, sejak Maret 2025 hingga mendekati hari puncaknya, 31 Mei 2025.

“Kita tahu Pattimura itu perjuangan dan semangatnya luar biasa untuk warga Maluku. Kam juga bisa, dengan memberikan hal positif,” jelasnya.

Pemilihan lokasi di Kuta bukan tanpa alasan. Robby menyebut dua alasan utama yakni banyak warga Maluku tinggal di Badung dan Denpasar, serta kedekatan emosional orang Maluku dengan laut.

“Kami memiliki semangat juang, masa sih perjuangan Pattimura dulu, kami tidak bisa membalasnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikemal Bali Semuel Uruilal mengungkapkan bahwa Gubernur Maluku awalnya dijadwalkan hadir dalam acara yang digelar di sebelah Shelter Kebencanaan Baruna, Kuta, Badung, itu. Namun batal karena agenda peresmian gereja di Ambon.

“Walaupun tidak jadi hadir, tapi ada perwakilan yang datang. Puji Tuhan, acara ini bisa berjalan lancar dan ini sebagai simbol persaudaraan kita di tanah rantau,” kata Semuel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *