Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi mengirimkan garam sebanyak 1.500 dus perdana ke Jakarta. Garam konsumsi tersebut telah bersertifikat merek Saltera dan garam kemasan karung dikirim ke Surabaya.
“Selain Saltera, turut didistribusikan pula merek Teluk Kupang dan Anak Timor. Pengiriman perdana ini menggunakan 11 mobil kontainer dengan muatan total 24 ton, terdiri dari 10 kontainer garam baku dari tambak dan 1 kontainer garam konsumsi beryodium,” terang Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, melalui siaran pers, Rabu (17/9/2025).
Ia mengapresiasi industri garam NTT yang semakin berkembang. Politikus Golkar ini menekankan pentingnya pengelolaan serius, termasuk kelengkapan izin BPOM yang kini telah dikantongi Saltera sejak Juni 2025.
“Hari ini kami memulai langkah baik. Jika pengusaha untung, masyarakat pun ikut sejahtera, dan pemerintah mendapat PAD. Saya percaya Tuhan akan terus membuka jalan bagi usaha ini,” katanya.
Melki juga mengingatkan agar harga garam dikelola bijak sehingga memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Nama Saltera dan PT Garam Cahaya sejalan dengan visinya menjadikan NTT sebagai Provinsi Garam dan Terang sentra garam sekaligus pengembangan energi baru terbarukan.” urai dia.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Garam Nasional Provinsi NTT Daniel Cherlin menyebutkan potensi produksi garam di Teluk Kupang bisa mencapai 150 ribu ton per tahun. Panen berlangsung enam bulan penuh, tapikondisi iklim saat ini hanya memungkinkan dua bulan panen.
Ia menambahkan kebutuhan konsumsi garam masyarakat sekitar satu ton per hari. Sehingga distribusi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nasional sekaligus memperluas pasar.
“Garam kita terbaik karena kandungan NaCl mendekati kualitas impor. Dengan dukungan Bapak Gubernur, hari ini Saltera bisa menembus pasar modern di Jakarta di bawah Perumda Pasar Jaya,” kata Daniel.