Umat Islam akan melaksanakan puasa Dzulhijjah mulai besok, Rabu (28/5/2025). Puasa Dzulhijjah adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Amalan ini memiliki keutamaan besar dan menjadi ladang pahala sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa Dzulhijjah dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut, mulai 1-7 Dzulhijjah. Rincian jadwal puasa Dzulhijjah sebagai berikut:
• 1 Dzulhijjah 1446 H: Rabu, 28 Mei 2025
• 2 Dzulhijjah 1446 H: Kamis, 29 Mei 2025
• 3 Dzulhijjah 1446 H: Jumat, 30 Mei 2025
• 4 Dzulhijjah 1446 H: Sabtu, 31 Mei 2025
• 5 Dzulhijjah 1446 H: Minggu, 1 Juni 2025
• 6 Dzulhijjah 1446 H: Senin, 2 Juni 2025
• 7 Dzulhijjah 1446 H: Selasa, 3 Juni 2025
Niat Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
Berikut merupakan bacaan niat puasa Dzulhijjah yang perlu dilafalkan beserta artinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
Bacaan niat tidak berbeda antara hari pertama sampai hari ketujuh, karena semuanya termasuk puasa sunnah umum dalam 10 hari pertama Dzulhijjah, kecuali hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan Tarwiyah (8 Dzulhijjah) yang memiliki keistimewaan tersendiri.
Bagi umat yang lupa membaca niat pada malam hari dapat melafalkan pada siang harinya, yakni dari pagi hari hingga sebelum matahari terbenam (waktu dzuhur), selama belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Berikut niat puasa 1-7 Dzulhijjah yang dilafalkan pada siang hari beserta artinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Berdasarkan Kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kemenag RI, puasa Dzulhijjah 2025 berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 3 Juni 2025. Sementara puasa Tarwiyah dan puasa Arafah berlangsung setelahnya pada tanggal 4 dan 5 Juni 2025.
Dikutip dari laman resmi NU Lampung, terdapat tiga keutamaan berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Tiga keutamaan tersebut diantaranya yaitu:
Puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah mendatangkan pahala yang setara dengan berpuasa sunnah selama satu tahun. Dengan kata lain, puasa ini memberikan pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan ibadah di bulan lainnya.
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Tirmidzi).
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula Al-Qari’, Mirqâh Al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
Puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah yakni pada hari Arafah bertujuan menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibandingkan hari-hari lainnya. Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: “Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).