Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut seluruh Gaza akan berada di bawah kendali Israel. Hal itu diungkapkan Netanyahu di tengah serangan-serangan intensif yang dilakukan Militer Israel di Jalur Gaza.
“Seluruh Jalur Gaza akan berada di bawah kendali tentara Israel pada akhir operasi saat ini,” kata Netanyahu saat jumpa pers di Yerusalem, dikutip dari infoNews, Kamis (22/5/2025).
Netanyahu mengatakan Israel menghindari krisis kemanusiaan untuk menjaga kebebasan tindakan operasional mereka. Ia juga menyinggung meningkatnya tekanan terhadap Israel untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza yang dilanda perang.
Israel, dia berujar, siap menempuh gencatan senjata sementara untuk mengamankan pemulangan para sandera yang ditawan di Gaza. “Jika ada opsi untuk gencatan senjata sementara guna membebaskan sandera, kami akan siap,” imbuh Netanyahu sembari memastikan 20 sandera masih hidup.
Netanyahu juga mengungkap kemungkinan Israel telah membunuh pemimpin Hamas Mohammed Sinwar. Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Gaza selatan menargetkan Sinwar awal bulan ini, tetapi kematiannya sejauh ini belum dikonfirmasi baik oleh Israel maupun Hamas.
Sebelumnya, pemerintah Inggris, Prancis, dan Kanada kompak mengecam serangan militer Israel yang semakin meluas di Jalur Gaza. Ancaman tersebut secara khusus ditujukan untuk pemerintahan Netanyahu.
“Kami tidak akan tinggal diam sementara pemerintah Netanyahu melakukan tindakan mengerikan ini,” demikian bunyi pernyataan bersama dari Inggris, Prancis, dan Kanada yang dirilis pada Senin (19/5/2025) waktu setempat.
“Kami berkomitmen untuk mengakui negara Palestina sebagai kontribusi untuk mencapai solusi dua negara dan siap bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya untuk tujuan ini,” tegas ketiga negara itu.
Netanyahu kemudian membalas kecaman Inggris, Prancis, dan Kanada tersebut. Netanyahu mengatakan mereka telah memberikan hadiah besar kepada kelompok Hamas.
“Dengan meminta Israel untuk mengakhiri perang defensif demi kelangsungan hidup kami sebelum Hamas di perbatasan kami dihancurkan dan dengan menuntut adanya negara Palestina, para pemimpin di London, Ottawa, dan Paris menawarkan hadiah besar untuk serangan genosida terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober sambil mengundang lebih banyak kekejaman seperti itu,” kata Netanyahu.
Artikel ini telah tayang di infoNews. Baca selengkapnya