Pelatih sepakbola wanita Valencia CF, Martin Carreras Fernando, bersama tiga anaknya terjebak di kabin saat kapal pinisi Putri Sakinah yang mereka tumpangi tenggelam dihantam gelombang di perairan Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/12/2025) malam.
Nakhoda kapal, Lukman, mengungkapkan Martin dan tiga anaknya tidur di kabin di bagian lambung kapal. Sementara istri Martin, Mar Martinez Ortuno dan satu anak perempuan mereka berusia tujuh tahun tidur di kabin atas. Mar dan anak perempuan itu berhasil keluar dari cabin dan selamat dari insiden itu.
Lukman menjelaskan kru kapal tak bisa menolong Martin bersama tiga anaknya karena kapal terus turun ke dalam laut. Menurut dia, Martin dan tiga anaknya tidak memungkinkan lagi untuk keluar dari kabin karena kapal sudah terendam.
“Kapal sudah terendam di laut,” ujar Lukman saat ditemui di sela pencarian korban di Pulau Padar, Minggu (28/12/2025).
Lukman dan kru lain yang sudah diselamatkan sekoci kapal lain sempat berusaha menolong Martin dan tiga anaknya. Sekoci mengitari kapal tenggelam itu, tetapi upaya tersebut tak berhasil.
“Sempat mutar-mutar (di laut) cari yang empat (Martin dan tiga anaknya). Ternyata masih dalam kabin. Tidak sempat mereka keluar. Mutar-mutar dengan sekoci sekitar lima menit begitu. Gelombang susul terus, kami juga mau terbalik dengan sekoci,” terang Lukman.
Pengakuan Lukman ini sama dengan kesaksian Mar. Saat kejadian, Mar dan anak perempuannya berada di bagian atas kapal. Ibu dan anak ini berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat dinding kapal sebelum ditolong sekoci kapal lain.
“Ibu dan anak perempuan posisi di ruang atas kapal dan berhasil memanjat ke dinding kapal lalu berenang ke sekoci. Kapten dan kru juga ke sekoci. Bapak dan tiga anak sedang tidur di kamar lambung. Mereka tidak terlihat bisa keluar dari kamar,” ungkap Mar dalam keterangan tertulis yang dibagikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo, Budi Widjaja, Minggu.
Mar sudah mengizinkan infoBali mengutip kronologi tenggelamnya kapal pinisi tersebut. Namun, dia menolak diwawancarai karena masih syok terhadap insiden nahas itu.
Insiden itu terjadi begitu cepat. Suasana makin mencekam karena kondisi di perairan itu gelap gulita. Mar dan anak perempuan yang selamat pindah ke sekoci kapal lain yang datang menolong mereka. Mereka kemudian dievakuasi ke Labuan Bajo oleh tim SAR gabungan.
“Ibu dan anak dengan sekoci pindah ke beberapa kapal sebelum akhirnya dijemput Basarnas dan kembali ke Labuan Bajo malam itu,” pungkas Budi.
Hingga hari ketiga operasi pencarian, Martin dan ketiga anaknya masih hilang. Demikian pula bangkai kapal wisata tersebut yang belum ditemukan.
Tim SAR gabungan juga terkendala cuaca buruk selama operasi pencarian korban hari ini. Mereka menghadapi arus yang cukup deras saat penyelaman hingga hujan lebat yang mengakibatkan jarak pandang terbatas.
“Pencarian terhadap empat korban WNA akan dilanjutkan besok hari pada pencarian hari keempat,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere selaku SAR Mission Coordinator, Fathur Rahman, Minggu malam.
Pengakuan Lukman ini sama dengan kesaksian Mar. Saat kejadian, Mar dan anak perempuannya berada di bagian atas kapal. Ibu dan anak ini berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat dinding kapal sebelum ditolong sekoci kapal lain.
“Ibu dan anak perempuan posisi di ruang atas kapal dan berhasil memanjat ke dinding kapal lalu berenang ke sekoci. Kapten dan kru juga ke sekoci. Bapak dan tiga anak sedang tidur di kamar lambung. Mereka tidak terlihat bisa keluar dari kamar,” ungkap Mar dalam keterangan tertulis yang dibagikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo, Budi Widjaja, Minggu.
Mar sudah mengizinkan infoBali mengutip kronologi tenggelamnya kapal pinisi tersebut. Namun, dia menolak diwawancarai karena masih syok terhadap insiden nahas itu.
Insiden itu terjadi begitu cepat. Suasana makin mencekam karena kondisi di perairan itu gelap gulita. Mar dan anak perempuan yang selamat pindah ke sekoci kapal lain yang datang menolong mereka. Mereka kemudian dievakuasi ke Labuan Bajo oleh tim SAR gabungan.
“Ibu dan anak dengan sekoci pindah ke beberapa kapal sebelum akhirnya dijemput Basarnas dan kembali ke Labuan Bajo malam itu,” pungkas Budi.
Hingga hari ketiga operasi pencarian, Martin dan ketiga anaknya masih hilang. Demikian pula bangkai kapal wisata tersebut yang belum ditemukan.
Tim SAR gabungan juga terkendala cuaca buruk selama operasi pencarian korban hari ini. Mereka menghadapi arus yang cukup deras saat penyelaman hingga hujan lebat yang mengakibatkan jarak pandang terbatas.
“Pencarian terhadap empat korban WNA akan dilanjutkan besok hari pada pencarian hari keempat,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere selaku SAR Mission Coordinator, Fathur Rahman, Minggu malam.
