Misa Paskah Anak di Denpasar Penuh Tawa dan Cerita Menggemaskan

Posted on

Suasana penuh tawa dan nyanyian menggema dari dalam Gereja Yesus Gembala Yang Baik (YGYB) Paroki Santo Yoseph, Denpasar, saat Misa Paskah Anak digelar pada Minggu (20/4/2025). Berbeda dari misa biasanya, seluruh rangkaian ibadah Paskah kali ini dirancang khusus untuk anak-anak.

Mulai dari petugas koor, pembawa persembahan, hingga pemusik, semuanya merupakan anak-anak. Mereka memainkan berbagai alat musik, seperti organ, seruling, dan kulintang, yang menambah semarak suasana misa.

Misa dipimpin oleh Romo Yohanes I Nyoman Madia Adnyana, SVD, yang menyampaikan homili dengan pendekatan unik dan menyenangkan. Ia turun dari altar dan menyapa langsung anak-anak di bangku depan sambil membawakan kisah Injil Yohanes 20:1-9 secara interaktif dan penuh humor.

“Menariknya ia pergi pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, idih ngeri. 2000 lebih tahun yang lalu belum ada listrik. Menurut nenek di kampung, leak-leak masih berkeliaran. Ngeri. Tapi Maria pergi karena dia sayang dan ingin bertemu Tuhan Yesus,” kata Romo, menirukan suasana saat Maria Magdalena mengunjungi makam Yesus.

Homili berlangsung dalam format tanya jawab. Romo mengajak anak-anak berdialog ringan seputar cara mereka menunjukkan kasih kepada Yesus. Jawaban polos anak-anak pun membuat suasana misa semakin hidup.

“Dengan sering membaca Alkitab,” ujar seorang anak. “Saling berbagi,” timpal anak lainnya. Bahkan, ada seorang anak yang menceritakan kisah Alkitab secara rinci hingga membuat jemaat terpukau.

Suasana makin meriah saat seorang anak tiba-tiba bertanya polos, “Boleh minta tanda tangannya nggak?” Pertanyaan itu sontak membuat seluruh jemaat tertawa. Romo pun menanggapi santai, “Kembali ke laptop,” katanya, disambut gelak tawa.

Di akhir homili, Romo mengingatkan anak-anak untuk terus mencari Tuhan dalam keseharian mereka. “Kita bisa menemukan Tuhan di antara orang-orang yang juga mencintai-Nya, kakak pendamping, orang tua, atau lewat Kitab Suci. Bukan di pasar atau kolem renang ya,” ujarnya.

Setelah misa, diumumkan pemenang lomba menghias telur Paskah yang telah digelar sejak 6 April. Semua anak yang hadir pun mendapatkan bingkisan Paskah sebagai simbol kegembiraan dan kebersamaan.

Calistus Prammu Hartadi, Ketua Bidang Pembinaan Iman Anak Paroki Santo Yoseph, menjelaskan bahwa misa ini merupakan bagian dari program pembinaan rutin anak-anak yang dilakukan oleh Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami).

“Kami rutin setiap tahun mengadakan misa anak-anak. Karena anak-anak menjadi aset buat gereja dan pelatihan dari dini itu memang harus segera kami lakukan, dari pra-sekolah sampai maksimal SMP,” kata Prammu usai misa.

Ia menambahkan, pendekatan pembinaan dilakukan sesuai dunia anak-anak agar pesan iman dapat diterima dengan cara yang menyenangkan.

“Ada yang senang musik, kita arahkan ke musik, ada yang suka tarik suara, ikut paduan suara. Dari kecil sudah kelihatan minat mereka. Ada juga yang suka storytelling dan menyampaikan firman Tuhan dengan baik. Karena cara penyampaian Kitab Suci untuk anak-anak memang berbeda,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *