Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi dua Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Kabupaten Gianyar yang dinilai berhasil mendukung program Bali Bersih Sampah.
Apresiasi tersebut disampaikan saat kunjungan kerja Menteri Hanif ke TPS3R Bitera Peling Asri di Kecamatan Gianyar, dan TPS3R Desa Pejeng di Kecamatan Tampaksiring, Sabtu (12/4).
Saat meninjau TPS3R Bitera, Menteri Hanif terkesan dengan pengolahan sampah organik dari industri makanan dan minuman seperti hotel, restoran, dan kafe. Sampah tersebut diolah menjadi produk bernilai ekonomis berupa maggot.
Sementara di TPS3R Desa Pejeng, ia memuji keaktifan para kader dan petugas kebersihan dalam menyelesaikan proses pemilahan sampah dalam satu hari.
“Ini contoh konkret pengelolaan sampah di desa. Bisa disebarluaskan ke seluruh desa. Yang sudah ada 45 TPS3R, sisanya bisa dikejar. Artinya pejabat di Gianyar sudah aware dengan pengelolaan sampah,” ujar Hanif.
Turut mendampingi kunjungan tersebut, Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gianyar Ni Made Mirnawati, Kepala Desa Pejeng I Wayan Sukarsa, dan Ketua Pengelola TPS3R Pejeng, Jro Sri Umayanti.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Hanif menyatakan pengelolaan sampah di dua TPS3R tersebut hanya tinggal membutuhkan pendampingan lebih intens dari Pemkab Gianyar. Ia juga menjanjikan bantuan berupa dua unit armada roda tiga untuk TPS3R Desa Pejeng.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gianyar Ni Made Mirnawati mengatakan berbagai upaya pengelolaan sampah terus dilakukan, termasuk optimalisasi peran TPS3R dan edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah dari rumah.
“Baru berjalan setahun, astungkara kita sudah mulai mencoba pemilahan. Meski tak dipungkiri masih ada sampah menumpuk di pinggir jalan,” ungkapnya.
Mirnawati menegaskan pihaknya terus mendorong desa-desa agar aktif melakukan pembinaan kepada kader kebersihan. Ia menilai Desa Pejeng bisa menjadi contoh pengelolaan sampah yang efektif.
“Di TPS3R ini, sampah yang masuk diselesaikan satu hari. Jadi tidak ada sampah yang menumpuk. Kader-kader kebersihan di Desa Pejeng sangat komit, patut dicontoh oleh desa lain,” katanya.
Founder Umah Pupa, Edwin Lubis, yang bermitra dengan TPS3R Bitera, menjelaskan pengolahan sampah organik dari sektor Horeca (hotel, restoran, kafe) telah dilakukan sejak Agustus 2024 dengan memanfaatkan larva lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF).
Sampah makanan diberikan kepada larva untuk menghasilkan maggot sebagai pakan ternak. Sisa sampah yang tidak dimakan kemudian diolah menjadi pupuk organik.
“Kami mengelola sampah Horeca dan kami jual maggotnya ke peternak di Gianyar, seperti peternak lele dan ayam. Kami jual di sekitar Gianyar sebagai pakan alternatif,” jelas Edwin.
Di TPS3R Bitera, sekitar 300 kilogram sampah diolah setiap harinya. Edwin menyebut pengelolaan sampah organik sangat potensial karena proporsinya jauh lebih besar dibandingkan anorganik maupun residu.
“Sampah sisa makanan di Gianyar proporsinya 60%. Ini yang sedang kita garap,” ungkapnya.
Edwin berharap pengelolaan bisa diperluas ke sektor rumah tangga agar dampaknya lebih signifikan terhadap lingkungan.