Menteri LH Kaji Tata Ruang Bali Setelah Dilanda Banjir Besar

Posted on

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan tata ruang Bali harus dikaji setelah terjadi banjir besar, Rabu (10/9/2025). Menurutnya, pada Senin (15/9/2025), tim dari Kementerian LH akan turun bersama dengan tim provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya untuk mengevaluasi kajian lingkungan hidup strategis dari tata ruang Provinsi Bali.

“Bali ini tidak boleh sembarangan karena menjadi kacamata kita semua di dunia internasional,” ujar Hanif dalam pertemuan di rumah jabatan Gubernur Bali, Sabtu (13/9/2025).

Sementara itu, Gubernur Koster berjanji melakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tak terulang kembali. “Oleh karena itu, kami akan melakukan penelusuran. Pertama adalah Tukad Badung dari hulu sampai hilir, apakah terjadi penggundulan hutan, kemudian mengurangi resapan air. Sehingga ketika ada hujan lebat itu potensi banjirnya menjadi lebih besar,” beber Koster.

Menurutnya, pengecekan juga akan dilakukan di Tukad Unda dan sungai-sungai lainnya di Bali. Koster mengatakan sungai merupakan sumber air yang harus dijaga. Terlebih, sudah Peraturan Gubernur yang mengatur soal perlindungan danau, matahari, sungai dan laut. Namun, belum berjalan optimal.

“Maka, momentum banjir yang terjadi begitu besar supaya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk memiliki tanggung jawab, bagaimana menjaga alam Bali ini agar ekosistemnya terjaga dengan baik. Sehingga tidak mengganggu kehidupan masyarakat dalam generasi kehidupan kita,” kata Koster.

Banjir besar yang terjadi di Bali telah menewaskan 17 orang. Perinciannya, 11 orang di Denpasar, satu di Badung, dua di Jembrana, dan tiga di Gianyar. Sementara itu, lima orang belum ditemukan. Yakni, dua orang di Denpasar dan tiga di Badung. Tim masih terus bergerak mencari korban hilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *