Sejumlah kalangan memilih menjadi agen BRILink. Alasannya beragam seperti melihat potensi cuan, diversifikasi usaha, hingga ingin mempermudah konsumen yang membutuhkan layanan keuangan.
Dampaknya, agen BRILink terus bertumbuh. Dilansir dari infoFinance, hingga akhir Desember 2024, jumlah agen BRILink di seluruh Indonesia mencapai 1,06 juta unit dengan volume transaksi sebesar Rp 1.589 triliun. Jaringan ini menjangkau lebih dari 67 ribu desa atau menjangkau lebih dari 80 persen total desa di Tanah Air.
Adapun di Bali, jumlah agen BRILink per akhir Februari 2025 mencapai 13.240 unit. Dari jumlah itu, sebagian merupakan konter ponsel, Lembaga Pekreditan Desa (LPD), hingga warung/toko.
Regional CEO BRI Denpasar Hery Noercahya menjelaskan LPD memiliki jaringan luas di tingkat desa dan sudah dipercaya oleh masyarakat setempat. “Dengan menjadi agen BRILink, LPD dapat menawarkan layanan perbankan modern tanpa menghilangkan identitas dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Adapun, konter ponsel, Hery berujuar, memiliki keunggulan sebagai agen BRILink karena lokasi yang strategis. “Konter HP biasanya berada di area yang ramai dan mudah diakses oleh masyarakat sehingga menjadikannya tempat ideal untuk layanan keuangan berbasis agen,” ungkapnya.
Hery menerangkan syarat menjadi agen BRILink antara lain individu atau badan usaha, memiliki rekening tabungan BRI, menyediakan modal awal untuk operasional transaksi, memiliki usaha yang sudah berjalan seperti konter HP, toko kelontong, warung, LPD, serta melengkapi dokumen izin usaha (minimal surat keterangan usaha dari RT/RW).
BRI, Hery menambahkan, juga memberikan sejumlah dukungan untuk agen BRILink seperti pelatihan atau pendampingan, sertifikat agen BRILink, hingga spanduk. “BRI memberikan pelatihan kepada calon agen agar mereka memahami cara menggunakan Brilink Mobile, EDC MPOS, prosedur transaksi, keamanan, meningkatkan pendapatan dari transaksi, hingga cara menghadapi kendala teknis,” imbuhnya beberapa waktu lalu.
Berikut ini sejumlah kalangan yang menjadi agen BRILink. Simak cerita mereka.
Sudah lima tahun Nyoman Suardana menjadi agen BRILink. Pria berusia 50 tahun tersebut menjadi agen BRILink karena ingin membantu orang.
Saat itu, Suardana, kerap mendapatkan pertanyaan pembeli terkait layanan transfer uang. “Konsumen banyak yang mau transfer uang ke keluarga, tapi nggak punya (kartu) ATM,” tutur pemilik gerai HP Jimbaran Cell tersebut, Senin (7/4/2025).
Suardana lalu mendaftar menjadi agen BRILink. BRI cepat mengabulkan permohonan tersebut karena pria berkaca mata itu telah membuka konter HP tiga tahun sebelumnya.
Suardana mendapatkan mesin electronic data capture (EDC) dari BRI. Ia pun memasang neon box bertulisan “Agen BRILink” serta “Jimbaran Cell” di atap konter HP itu.
Menurut Suardana, sekitar 30-50 konsumen datang ke agen BRILink yang berlokasi di Jimbaran, Badung, tersebut. “Kebanyakan untuk transfer uang,” ungkap pria asal Klungkung itu.
Suardana menambahkan konsumen BRILink antara lain mereka yang juga pernah kartu ATM-nya tertelan dan enggan antre di ATM. Ada juga konsumen yang ingin mengambil uang sesuai kebutuhannya karena di ATM hanya melayani pengambilan duit dengan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Pendapatan Jimbaran Cell juga bertambah sejak menjadi agen BRILink. Namun, Suardana enggan membeberkan cuan tambahan tersebut. “Yang penting kami bisa bantu orang,” tuturnya.
LPD pun tak ingin ketinggalan menjadi agen BRILink. Salah satunya adalah LPD di Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali.
Ketua Pengelola LPD Penglipuran I Nyoman Adianto menuturkan LPD bekerja sama dengan BRI saat pandemi COVID-19 mulai merebak pada 2020. Saat itu, LPD Penglipuran ditawari untuk menjadi agen BRILink.
“Kami ditawari untuk menjadi agen BRILink agar bisa mempermudah warga untuk transaksi pembayaran,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Adianto menerangkan BRI lalu memberikan mesin EDC. Bank pelat merah tersebut juga memberikan banner sebagai penanda LPD Penglipuran merupakan agen BRILink.
Adianto menerangkan warga Desa Penglipuran dan LPD Penglipuran merasakan manfaat dari BRILink. Sejumlah nasabah LPD Penglipuran, yang juga merupakan warga desa, kerap membayar sejumlah tagihan seperti listrik, air, dan iuran BPJS Kesehatan melalui LPD (agen BRILink).
“Ada juga warga desa yang ingin transfer uang dan wisatawan yang tarik tunai karena perlu uang cash,” tutur pria berusia 43 tahun tersebut.
Manfaat lainnya, Adianto melanjutkan, menjadi agen BRILink memberikan pemasukan tambahan bagi LPD yang berdiri sejak 14 Januari 1990 tersebut. Namun, ia tidak merincinya. “Jadi agen BRILink ini bisa menambah pendapatan LPD, di luar pendapatan dari nasabah (pinjaman),” tuturnya.
Selain konter HP dan LPD, warung pun tak luput menjadi agen BRILink. Salah satunya adalah Toko Toya yang berjualan air minum dalam kemasan, es batu kristal, hingga gas.
Pemilik Toko Toya, Nyoman Wisnaya, menjadi agen BRILink sejak 2021. Adapun toko yang berada di Jalan Kapten Japa, Denpasar, itu berdiri sejak 2020, setelah pria asal Tabanan itu di-PHK dari agen perjalanan akibat pandemi COVID-19.
Wisnaya menuturkan ingin menjadi agen BRILink karena sejumlah pembeli di tokonya kerap bertanya layanan transfer uang. “Kami ingin membantu karena di kawasan ini banyak pendatang dan mereka tidak ada waktu ke bank,” tuturnya, Kamis (17/4/2025).
Seorang pegawai BRI lalu menyampaikan informasi terkait cara menjadi agen BRILink. Bank pelat merah itu memberikan sejumlah perlengkapan untuk menjadi agen BRILink seperti mesin EDC dan spanduk.
Selain itu, BRI, Wisnaya berujar, sempat mengundang Wisnaya mengikuti Pesta Rakyat Simpedes (PRS). Acara itu makin membuat Toko Toya dan agen BRILInk-nya dikenal. “Kami juga menyebarkan brosur agar bisa lebih dikenal masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Wisnaya, semula hanya sekitar 10 orang yang bertransaksi di agen BRILink Toya. Sebagian besar perlu transfer uang.
Kini, jumlah pelanggan BRILink Wisnaya bisa mencapai 100 orang per hari. Keperluannya beragam seperti transfer uang, tarik tunai, bayar tagihan listrik, air, BPJS, hingga isi saldo dompet digital.
Wisnaya bisa mendapat cuan tambahan sebagai agen BRILink sebesar Rp 200 ribu per hari. Adapun, penghasilan kotor Toko Toya sebesar Rp 700 ribu per hari.