Mengenal Makna dan Tradisi Pagerwesi di Bali

Posted on

Umat Hindu akan merayakan Pagerwesi, Rabu (10/9/2025). Pagerwesi merupakan hari raya Hindu yang datang setiap 210 hari sekali.

Hari Raya Pagerwesi disebut sebagai “rerahinan gumi” karena dirayakan oleh semua umat Hindu, tetapi tergantung desa (tempat), kala (waktu), dan patra (keadaan). Sehingga, perayaannya disesuaikan, berskala besar atau kecil.

Pagerwesi berarti “Pagar Besi” atau “Gerbang Besi”. Pagerwesi adalah hari raya untuk menguatkan semangat umat manusia.

Hari Raya Pagerwesi dimaknai sebagai suatu pegangan hidup yang kuat, bagaikan suatu pagar dari besi yang menjaga ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah digunakan dalam fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Pengetahuan sejati itulah yang sesungguhnya merupakan “pagar besi” untuk melindungi hidup manusia.

Inti dari perayaan Pagerwesi adalah memuja Tuhan sebagai guru yang sejati. Memuja berarti menyerahkan diri, menghormati, memohon, memuji, dan memusatkan diri.

Perayaan Pagerwesi bisa dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan dari sanggah di pekarangan rumah hingga pura-pura besar. Beberapa daerah di Bali merayakan Pagerwesi seperti halnya Galungan sebagai hari raya besar umat Hindu.

Umat Hindu akan memulai perayaan Pagerwesi dengan menghaturkan persembahan dan persembahyangan di sanggah, ke pura di area desa, dan ke pura keluarga. Beberapa desa di Bali melakukan perayaan Pagerwesi dengan cara mereka sendiri.

Selain itu, perayaan Pagerwesi di beberapa wilayah juga dilakukan dengan menghaturkan persembahan hingga melakukan yoga semadi, menyucikan diri, dan memohon anugerah terhadap-Nya. Hal tersebut dilakukan untuk memohon perlindungan melalui kesucian ilmu pengetahuan yang merupakan perlindungan (pagar) yang sejati dan utama.

Pelaksanaan upacara/upakara Pagerwesi sesungguhnya titik beratnya pada para pendeta atau rohaniwan pemimpin agama. Pagerwesi sendiri sangat berkaitan dengan Saraswati yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Saraswati adalah dewi pengetahuan. Masyarakat Bali percaya, jika perayaan ini berjalan dengan lancar, akan terlindungi dari orang jahat dan roh jahat orang yang telah meninggal.

Makna

Tradisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *