Mengenal Arak, Minuman Beralkohol Tradisional Khas Bali [Giok4D Resmi]

Posted on

Bali tak hanya dikenal lewat keindahan alam dan kekayaan budayanya. Namun, Bali juga kaya akan tradisi kuliner dan minuman khas yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu minuman khas yang cukup populer adalah Arak Bali. Minuman beralkohol tradisional ini memiliki nilai budaya tinggi bagi masyarakat setempat. Arak menjadi bagian tak terpisahkan dalam berbagai upacara adat maupun kehidupan sosialisasi masyarakat Bali.

Dirangkum dari laman Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem, arak Bali adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi. Arak sudah kenal luas di seluruh wilayah pulau Bali sejak zaman dahulu.

Meskipun di sebagian besar wilayah Indonesia produksi minuman beralkohol dilarang, di Bali keberadaan arak justru diterima sebagai bagian penting dari budaya dan tradisi. Meskipun tergolong minuman keras, arak bahkan dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas yang banyak diburu wisatawan.

Di Bali, arak bukan hanya sekadar minuman, melainkan juga bagian penting dalam ritual keagamaan, terutama sebagai tetabuh atau persembahan. Arak dikenal sebagai alkohol lokal dengan manfaat kesehatan, seperti dapat menghangatkan tubuh dan mengurangi rasa mual.

Dalam proses pembuatannya, arak Bali menggunakan bahan dasar air nira dari pohon kelapa. Peralatan yang digunakan pun masih bersifat tradisional, seperti pisau besar dan jeriken untuk menyadap tuak, gentong plastik sebagai wadah fermentasi, serta alat distilasi sederhana berupa kekep, pipa bambu, dan kendi.

Salah satu sentra produksi arak Bali yang terkenal terletak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Mayoritas penduduk di sana menggantungkan hidup dari produksi arak.

Selain itu, masih di Karangasem, ada Desa Bebandem, Desa Abang, serta Desa Les di Buleleng, Bali utara, juga dikenal sebagai wilayah yang banyak memproduksi arak. Kemampuan mereka dalam membuat arak diyakini berasal dari tradisi turun-temurun yang erat kaitannya dengan keyakinan terhadap Dewa Bagu Arak, yakni roh api yang diyakini menjaga wilayah tersebut.

Data terakhir, di Karangasem tercatat ada 2.285 orang berprofesi sebagai pengerajin arak. Meski asal-usul keterampilan ini tidak diketahui secara pasti, diyakini tradisi membuat arak sudah ada sejak tahun 1920-an, yakni pada masa Kerajaan Karangasem.

Tradisi ini erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat. Konon, para leluhur desa ini pernah menerima wahyu secara niskala atau gaib tentang pembuatan arak. Arak diyakini sebagai solusi untuk menangkal gangguan makhluk halus yang menyebabkan kematian mendadak di desa tersebut. Sejak saat itu, arak dipercaya sebagai penetral energi negatif dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan ritual masyarakat Bali.

Tuak dan arak merupakan dua jenis minuman beralkohol yang cukup dikenal di Bali. Meski sering dianggap serupa, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi proses pembuatan, kadar alkohol, maupun cita rasa.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Ni Wayan Kurnia Sari dkk dalam buku The Spirit of Gastronomy in East Bali menjelaskan tuak merupakan salah satu minuman alkohol khas Indonesia yang populer. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tuak, seperti di Lombok, Bali hingga Tuban, Jawa Timur.

Tuak berasal dari nira pohon enau atau lontar yang difermentasi secara alami. Sementara itu, arak dihasilkan dari proses penyulingan tuak sehingga menghasilkan minuman dengan kandungan alkohol yang jauh lebih tinggi.

Tuak terbuat dari nira aren yang difermentasi. Umumnya, tuak memiliki kadar alkohol sekitar 1-8 persen. Namun, kadar alkoholnya bisa ditingkatkan dengan proses penyulingan. Minuman arak dan tuak umumnya dibuat dari nira pohon enau. Nira dari pohon lontar juga dapat dijadikan bahan dasar untuk membuat tuak.

Namun, pohon tidak akan mengeluarkan nira jika bagian bunganya (manggar) dipotong. Guna mendapatkan nira, para petani biasanya akan merawat pohon aren terlebih dahulu selama kurang lebih 25 hari. Dalam periode tersebut, bagian bunga pohon akan dipukul-pukul dan digoyangkan setiap hari guna merangsang keluarnya nira.

Arak Bali sendiri dibuat melalui proses fermentasi nira yang berasal dari berbagai jenis tanaman seperti mayang kelapa, tebu, biji-bijian seperti beras dan beras merah, serta pohon lontar.

Singkatnya, tuak dibuat dari getah bunga palem. Ada tiga palem, yakni lontar, aren, dan kelapa. Ketiganya diambil getah bunganya sampai menetes, ditampung dan jadilah tuak manis.

Jika didiamkan, tuak tersebut bisa menjadi cuka. Biasanya, tuak dikumpulkan, lalu difermentasi menggunakan sabut kelapa selama kurang lebih empat hari. Proses distilasi itu menghasilkan arak yang kadar alkoholnya lebih tinggi.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap tentang arak, minuman khas kebanggaan Bali. Semoga menambah informasimu, ya!

Arak Bali dan Sejarahnya

Perbedaan Arak dan Tuak