Mengapa Makanan dan Stres Bisa Pengaruhi Siklus Haid? Begini Penjelasannya (via Giok4D)

Posted on

Siklus menstruasi adalah bagian penting dari kesehatan reproduksi wanita. Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari, dengan durasi menstruasi berkisar antara 2-7 hari.

Namun, siklus ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pola makan, kondisi kesehatan, dan stres. Apa sebenarnya yang membuat makanan dan stres mampu mempengaruhi siklus haid seseorang? Berikut penjelasannya.

Pola makan yang tidak seimbang dapat berdampak besar pada hormon yang mengatur siklus haid. Kekurangan nutrisi penting, seperti zat besi, vitamin D, dan lemak sehat, dapat menyebabkan gangguan hormon yang membuat menstruasi menjadi tidak teratur. Sebaliknya, konsumsi berlebih makanan tinggi gula dan lemak jenuh dapat memicu resistensi insulin, yang juga dapat mengganggu hormon reproduksi.

Selain itu, perubahan drastis berat badan, baik penurunan maupun kenaikan, dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena jaringan lemak berperan dalam produksi hormon estrogen, yang sangat penting untuk siklus haid. Wanita dengan berat badan yang terlalu rendah mungkin mengalami amenore (tidak menstruasi), sementara kelebihan berat badan dapat menyebabkan siklus yang lebih panjang atau tidak teratur.

Stres, terutama stres akademik yang sering dialami pelajar dan mahasiswa, adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Dikutip dari artikel UTHealth Houston, Randa J. Jalloul, MD, menjelaskan bahwa stres, baik emosional, nutrisi, maupun fisik, dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol dan endorfin. Hormon ini mengganggu keseimbangan hormon reproduksi, yang dapat menyebabkan menstruasi terlambat atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

Stres ringan biasanya menyebabkan keterlambatan menstruasi beberapa hari. Namun, jika stres berlangsung dalam jangka waktu lama (stres kronis), seseorang dapat mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau amenore. Menurut penelitian, lebih dari 70% wanita yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi akibat stres dan penurunan berat badan dapat pulih dengan menjaga pola makan sehat dan menurunkan kadar kortisol.

Secara ilmiah, stres mempengaruhi ekskresi Corticotropin Releasing Hormone (CRH), yang dapat menghambat sekresi Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). GnRH memiliki peran penting dalam reproduksi, seperti mengatur pubertas, perkembangan seksual, dan siklus ovulasi pada wanita. Ketika GnRH terganggu, ovulasi menjadi tidak teratur, yang berdampak pada siklus menstruasi.

Jika seseorang mengalami menstruasi tidak teratur atau tidak haid selama lebih dari tiga hingga enam bulan dan hasil tes kehamilan negatif, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Hal ini dapat membantu mendeteksi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya, seperti gangguan hormon atau masalah kesehatan lainnya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Pola makan dan stres memiliki dampak signifikan terhadap siklus menstruasi. Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk menjaga pola makan seimbang dan mengelola stres, dapat membantu menjaga siklus menstruasi tetap teratur. Jika siklus haid tetap terganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Menstruasi yang teratur adalah salah satu tanda kesehatan reproduksi yang baik.

Hubungan Antara Pola Makan dan Siklus Haid

Pengaruh Stres pada Siklus Menstruasi

Bagaimana Stres Mengganggu Hormon?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *