Menengok Pabrik Minyak Balur Sanga Sanga, Asli dari Rempah Nusantara

Posted on

Wangi daun jeruk, rosemary, sereh, hingga bunga kenanga menyeruak dari ruang produksi di lantai dua pabrik milik PT Kutus Kutus Herbal. Suasana seperti di ruang spa menyelimuti udara di ruang produksi.

Pabrik ini merupakan tempat produksi minyak Sanga Sanga, transformasi minyak legendaris Kutus Kutus. infoBali bersama awak media lain dipandu Founder Sanga Sanga, Bambang Pranoto, dan CEO & Founder, Riva Effrianti, berkeliling pabrik.

Bambang memperkenalkan beberapa rempah sambil memperbolehkan awak media mencium aroma maupun mencicipi rasanya. Semua bahan didapat dari petani lokal dan diolah secara manual oleh para pekerja. Dalam kuali besar, rempah-rempah itu direbus hingga menghasilkan cairan herbal dengan aroma khas.

Bergeser ke ruang lainnya, ada mesin untuk memasak bahan. Di sini juga terjadi tahap pengemasan nonmesin. Para pekerja kompak mengenakan kaus biru, penutup kepala, dan sarung tangan.

Mereka dengan telaten memasukan cairan minyak dan menutup rapat botol. Masih di lantai yang sama, terdapat juga ruang pengemasan karton produk berbotol itu.

“Kami tidak banyak pakai mesin. Hanya proses memasaknya saja, selebihnya menggunakan orang. Kami ingin jadi usaha padat karya, menyerap pengangguran di Indonesia,” jelas pria yang hampir berusia 70 tahun itu.

Suasana tidak nampak seperti pabrik, terdapat banyak jendela yang memerlihatkan pemandangan sawah. Ruang produksi dibuat sedemikian rupa supaya para pekerjanya tak jenuh. Bahkan ruangan juga disediakan pendingin dengan suhu 25°C.

Perjalanan berlanjut ke lantai tiga. Line skincare, sebagai produk terbaru mereka dibuat di sini. Mulai dari sabun mandi batangan, sabun mandi cair, sabun wajah cair, pelembab tubuh, hingga pelembab wajah tersedia.

infoBali sempat mencoba sabun mandi cair, pelembab badan, dan pelembab wajah pada punggung tangan. Aroma melati dari sabun tetap tinggal meski sudah dibilas. Dua pelembab lainnya juga terasa melembabkan tanpa meninggalkan efek putih (white cast).

Riva mengeklaim produk kesehatan kulitnya sepenuhnya herbal dan aman digunakan konsumen mulai usia 15 tahun. Ia juga mengusung konsep zero waste, yang mana sisa rempah dari pembuatan minyak balur yang diolah menjadi sabun mandi batangan.

“Minyak Sanga Sanga dan minyak ‘tanamilah tanamu’ tidak ada expired. Beda dengan skincare ya. Expired dalam 1-2 tahun. Tapi, jika dalam 3-6 bulan ada perubahan warna pada produk, dihentikan penggunaannya. Dalam 3 bulan harusnya sih sudah habis ya,” tutup Riva.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *