Rencana pembangunan Museum Perdamaian Bali atau Bom Bali semakin matang dan siap direalisasikan. Proyek ini diperkirakan akan menelan anggaran lebih dari Rp 145 miliar dan direncanakan mulai dibangun pada 2026.
Pantauan infoBali, Senin (29/12/2025), lahan sebelah barat Ground Zero atau Monumen Bom Bali sudah dipasangi tanda aset milik Pemkab Badung. Dinas Kebudayaan Badung menyebut penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk proyek ini sudah rampung dan telah dipresentasikan kepada berbagai dinas terkait, termasuk DPRD Badung.
“Sesungguhnya itu sudah hampir rampung, tinggal nanti proses administrasi berkaitan dengan rencana nanti realisasi pelaksanaan kegiatannya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gede Eka Sudarwitha.
Bangunan multifungsi ini tidak hanya akan berfungsi sebagai museum untuk mengenang tragedi Bom Bali tahun 2002. Museum ini juga akan menjadi ruang refleksi, resolusi, dan ruang publik yang dilengkapi berbagai sarana kekinian.
“Jadi ada pesan-pesan moral yang dititipkan, kemudian juga menjadi ruang publik atau ruang umum, kemudian ada juga sarana-sarana yang mungkin kekinian, lah, untuk minum, kafe, kemudian juga ada ruang audio visual, dan yang sudah barang tentu ada ruang pamer nanti,” jelas Eka Sudarwitha.
Ruang pamer di museum tersebut akan menampilkan dokumentasi visual dan benda lainnya yang tersisa dari kejadian Bom Bali. Polda Bali disebut sudah berkomitmen untuk menempatkan barang-barang tersebut di Museum Perdamaian Bali.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Dokumen, kami akan secepatnya nanti dokumentasi visual, dalam arti dibuatkan bahasa gambar, lah, seperti pada umumnya museum modern, namun juga beberapa hal yang menjadi pernak-pernik yang tertinggal dari kejadian Bom Bali itu,” kata I Gede Eka Sudarwitha.
Pemerintah Australia dan keluarga korban, kata Eka, menyatakan dukungan moral terhadap rencana ini. Menurutnya, dukungan moral ini didorong oleh banyaknya warga negara Australia yang berkunjung ke Bali untuk mengenang keluarga atau kerabat yang menjadi korban.






