Nyawa lima warga negara (WN) China melayang di Jalan Singaraja-Denpasar, tepatnya di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Jumat (14/11/2025) sekitar pukul 04.30 Wita. Musababnya, minibus Toyota Hiace yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Kelima turis China yang meninggal, yakni XuHuangyuan (66), XuMingbiao (61), XuYuexiang (52)ZhongYuemei (63), XuHuijuan (61). Mereka mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng.
Polisi tengah menyelidiki kasus kecelakaan maut tersebut. Kepolisian Resor (Polres) Buleleng tengah mengumpulkan berbagai keterangan dan bukti pendukung untuk mengungkap faktor utama kecelakaan.
“Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Kemarin juga masih meminta data dari beberapa titik CCTV yang disampaikan berdasarkan keterangan pengemudi,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Buleleng, AKP Bachtiar Arifin, Senin (17/11/2025).
Bachtiar mengungkapkan kendaraan Hiace yang mengangkut turis untuk liburan tersebut laik jalan. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan dinas perhubungan. Namun, Satlantas Polres Buleleng masih menunggu hasil pemeriksaan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan saksi ahli untuk memastikan kondisi kendaraan.
Soal legalitas travel yang membawa rombongan turis China itu, Bahtiar menyatakan masih melakukan pendalaman. “Itu masih dalam proses pemeriksaan kami. Belum mendetail, masih kami dalami semuanya,” katanya.
Pengemudi minibus juga masih diamankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Bachtiar tidak menutup kemungkinan akan ada yang ditetapkan tersangka dalam kasus lakalantas maut tersebut.
“Sementara kami masih menunggu proses gelar perkara. Kalau bukti sudah kuat, baru kami tetapkan tersangka. Sekarang masih memeriksa saksi-saksi dan penguatan bukti, keterangan saksi di TKP maupun bukti lain,” jelas Bachtiar.
Bachtiar mengungkapkan penanganan kasus lakalantas ini juga melibatkan Kepolisian Daerah (Polda) Bali. Subdit Gakkum Ditlantas Polda Bali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA) bersama Satlantas Polres Buleleng.
“Kami menggunakan TAA yang bisa merekam dan membuat rekonstruksi kecelakaan dalam bentuk video. Nantinya disesuaikan dengan kecepatan, kondisi medan, elevasi, semuanya,” ungkap Bachtiar.
Rekaman TAA tersebut, jelas Bachtiar, masih diproses untuk dijadikan dasar analisis dalam menentukan penyebab pasti kecelakaan.
“Kemarin kami sudah ambil gambar dan ini masih dalam proses untuk menjadi salah satu pertimbangan dalam kasus ini,” ujar Bachtiar.
Bachtiar memastikan seluruh aspek diperiksa secara detail, mulai dari pengemudi, kondisi kendaraan, legalitas operasional hingga rekaman CCTV, dan rekonstruksi digital.
Arif Al Akbar (39), sopir minibus Toyota Hiace yang membawa rombongan wisatawan China itu juga sedang diperiksa polisi. Arif masih berstatus sebagai saksi.
“Sementara masih kami jadikan saksi. Nanti kami kembangkan lebih lanjut,” kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Bali, Kombes Turmudi, seusai Apel Operasi Zebra 2025 di kantornya, Senin (17/11/2025).
Turmudi mengatakan Arif masih diperiksa untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan yang menewaskan lima dari 13 warga asing asal China. Ada dugaan kecelakaan itu dipicu beberapa faktor seperti kondisi kendaraan dan kondisi Arif saat menyetir minibusnya.
“Penyebab kecelakaan masih kami selidiki. Pemicu bisa saja karena kelalaian orang, ada karena (kondisi) kendaraan, atau jalan. Tentunya kami akan lakukan koordinasi,” kata Turmudi.
Turmudi menyebut polisi sudah berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal China dan Interpol untuk mengusut penyebab kecelakaan itu. Selain itu, koordinasi dengan instansi asing itu juga sebagai prosedur pemulangan lima jenazah warga asing asal China pasca kecelakaan.
Penanganan dan perlindungan juga diberikan kepada korban kecelakaan yang masih hidup. Hanya, Turmudi enggan memerinci perlindungan seperti apa yang diberikan kepada delapan korban yang selamat dari kecelakaan maut itu.
“Kasus itu sudah ditangani Polres Buleleng. Kami juga sudah koordinasi dengan kedutaan dan interpol terkait penanganan laka lantas ini. Tentunya, korban yang luka kami berikan perlindungan, kami berikan layanan terbaik,” kata Turmudi.
“Proses pemulangan jenazahnya, juga sudah kami koordinasikan dengan kedutaan,” imbuh Turmudi.
Bachtiar juga mengungkapkan koordinasi dengan Konjen China di Bali dilakukan membantu menjembatani komunikasi antara kepolisian, rumah sakit, dan keluarga korban. Hal itu guna memastikan para keluarga korban tewas akan memulangkan jenazah atau dikremasi di Bali.
“Ini juga terkait dengan kepulangan jenazah atau kemungkinan ada yang dikremasi di sini. Pihak Konjen China membantu memfasilitasi dan menjembatani keluarga. Jadi semuanya menunggu keputusan pihak keluarga,” ujar Bachtiar.
Proses penanganan korban kecelakaan maut ini, tegas Bachtiar, dipastikan akan terus dipantau hingga seluruh administrasi selesai dan seluruh jenazah dipulangkan atau ditangani sesuai keputusan keluarga.
Menurut Bachtiar, keluarga dari lima WN China yang tewas akibat kecelakaan sudah tiba di RSUD Buleleng. Kedatangan keluarga menjadi langkah penting untuk penyelesaian administrasi dan penentuan proses pemulangan jenazah.
“Hari ini, tadi keluarga korban yang meninggal dunia sudah datang ke rumah sakit. Mungkin besok kami proses juga surat keterangan atau sertifikat kematiannya dari pihak rumah sakit,” ujar Bachtiar.
Bachtiar menjelaskan proses penerbitan dokumen kematian masih berjalan dan membutuhkan data yang harus dilengkapi oleh keluarga. Data ini termasuk pengisian formulir identitas untuk mencocokkan temuan post-mortem dengan data resmi para korban.
“Kemarin pihak rumah sakit baru menerima jenazah dan soft copy identitas, tetapi belum ada data dari keluarga. Sekarang keluarga sudah datang sehingga formulirnya sedang diisi. Besok baru diterbitkan surat keterangan kematiannya,” jelas Bachtiar.
Sebagaimana diketahui, minibus yang mengalami kecelakaan total membawa 13 penumpang. Seluruh korban selamat yang sebelumnya dirawat di Buleleng telah dipindahkan ke rumah sakit di Denpasar untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
“Untuk korban yang masih dirawat, Jumat sore tanggal 14 kemarin sudah dirujuk ke RS Siloam Denpasar. Yang masih di Buleleng sekarang hanya jenazah (korban jiwa)” jelas Bachtiar.
Gubernur Bali, Wayan Koster, berencana memanggil perusahaan pemilik minibus Toyota Hiace yang mengalami kecelakaan hingga menewaskan lima turis China. Rencana itu diungkapkan Koster eusai Rapat Paripurna ke-12 dan ke-13 DPRD Bali di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Senin (17/11/2025).
“Saya akan segera memanggil perusahaan yang memiliki mobil. Itu akan diberikan sanksi. Kedua, agar ditertibkan tidak boleh lagi terjadi hal seperti itu,” ujar Koster kepada media massa.
Koster menyebut pemanggilan diperlukan sebab kecelakaan tersebut merupakan kelalaian sang sopir. Meski kasus masih ditangani polisi, Koster tetap tegas untuk memanggil perusahaan minibus tersebut karena sudah menghilangkan lima nyawa turis.
“Mau bagaimana penyelidikan polisi, kan meninggal 5,” imbuh pria asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, itu.
Namun, Koster belum mengetahui perusahaan pemilik kendaraan tersebut. Gubernur Bali dua periode itu akan memeriksanya.
Olah TKP Ulang Pakai Teknologi
Sopir Minibus Diperiksa
Koordinasi dengan Konsulat-Interpol
Keluarga Korban Tewas Tiba di Buleleng
Korban Selamat Dipindah ke Denpasar
Koster Segera Panggil Perusahaan Minibus
Bachtiar mengungkapkan penanganan kasus lakalantas ini juga melibatkan Kepolisian Daerah (Polda) Bali. Subdit Gakkum Ditlantas Polda Bali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA) bersama Satlantas Polres Buleleng.
“Kami menggunakan TAA yang bisa merekam dan membuat rekonstruksi kecelakaan dalam bentuk video. Nantinya disesuaikan dengan kecepatan, kondisi medan, elevasi, semuanya,” ungkap Bachtiar.
Rekaman TAA tersebut, jelas Bachtiar, masih diproses untuk dijadikan dasar analisis dalam menentukan penyebab pasti kecelakaan.
“Kemarin kami sudah ambil gambar dan ini masih dalam proses untuk menjadi salah satu pertimbangan dalam kasus ini,” ujar Bachtiar.
Bachtiar memastikan seluruh aspek diperiksa secara detail, mulai dari pengemudi, kondisi kendaraan, legalitas operasional hingga rekaman CCTV, dan rekonstruksi digital.
Arif Al Akbar (39), sopir minibus Toyota Hiace yang membawa rombongan wisatawan China itu juga sedang diperiksa polisi. Arif masih berstatus sebagai saksi.
“Sementara masih kami jadikan saksi. Nanti kami kembangkan lebih lanjut,” kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Bali, Kombes Turmudi, seusai Apel Operasi Zebra 2025 di kantornya, Senin (17/11/2025).
Turmudi mengatakan Arif masih diperiksa untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan yang menewaskan lima dari 13 warga asing asal China. Ada dugaan kecelakaan itu dipicu beberapa faktor seperti kondisi kendaraan dan kondisi Arif saat menyetir minibusnya.
“Penyebab kecelakaan masih kami selidiki. Pemicu bisa saja karena kelalaian orang, ada karena (kondisi) kendaraan, atau jalan. Tentunya kami akan lakukan koordinasi,” kata Turmudi.
Olah TKP Ulang Pakai Teknologi
Sopir Minibus Diperiksa
Turmudi menyebut polisi sudah berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal China dan Interpol untuk mengusut penyebab kecelakaan itu. Selain itu, koordinasi dengan instansi asing itu juga sebagai prosedur pemulangan lima jenazah warga asing asal China pasca kecelakaan.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Penanganan dan perlindungan juga diberikan kepada korban kecelakaan yang masih hidup. Hanya, Turmudi enggan memerinci perlindungan seperti apa yang diberikan kepada delapan korban yang selamat dari kecelakaan maut itu.
“Kasus itu sudah ditangani Polres Buleleng. Kami juga sudah koordinasi dengan kedutaan dan interpol terkait penanganan laka lantas ini. Tentunya, korban yang luka kami berikan perlindungan, kami berikan layanan terbaik,” kata Turmudi.
“Proses pemulangan jenazahnya, juga sudah kami koordinasikan dengan kedutaan,” imbuh Turmudi.
Bachtiar juga mengungkapkan koordinasi dengan Konjen China di Bali dilakukan membantu menjembatani komunikasi antara kepolisian, rumah sakit, dan keluarga korban. Hal itu guna memastikan para keluarga korban tewas akan memulangkan jenazah atau dikremasi di Bali.
“Ini juga terkait dengan kepulangan jenazah atau kemungkinan ada yang dikremasi di sini. Pihak Konjen China membantu memfasilitasi dan menjembatani keluarga. Jadi semuanya menunggu keputusan pihak keluarga,” ujar Bachtiar.
Proses penanganan korban kecelakaan maut ini, tegas Bachtiar, dipastikan akan terus dipantau hingga seluruh administrasi selesai dan seluruh jenazah dipulangkan atau ditangani sesuai keputusan keluarga.
Koordinasi dengan Konsulat-Interpol
Menurut Bachtiar, keluarga dari lima WN China yang tewas akibat kecelakaan sudah tiba di RSUD Buleleng. Kedatangan keluarga menjadi langkah penting untuk penyelesaian administrasi dan penentuan proses pemulangan jenazah.
“Hari ini, tadi keluarga korban yang meninggal dunia sudah datang ke rumah sakit. Mungkin besok kami proses juga surat keterangan atau sertifikat kematiannya dari pihak rumah sakit,” ujar Bachtiar.
Bachtiar menjelaskan proses penerbitan dokumen kematian masih berjalan dan membutuhkan data yang harus dilengkapi oleh keluarga. Data ini termasuk pengisian formulir identitas untuk mencocokkan temuan post-mortem dengan data resmi para korban.
“Kemarin pihak rumah sakit baru menerima jenazah dan soft copy identitas, tetapi belum ada data dari keluarga. Sekarang keluarga sudah datang sehingga formulirnya sedang diisi. Besok baru diterbitkan surat keterangan kematiannya,” jelas Bachtiar.
Sebagaimana diketahui, minibus yang mengalami kecelakaan total membawa 13 penumpang. Seluruh korban selamat yang sebelumnya dirawat di Buleleng telah dipindahkan ke rumah sakit di Denpasar untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
“Untuk korban yang masih dirawat, Jumat sore tanggal 14 kemarin sudah dirujuk ke RS Siloam Denpasar. Yang masih di Buleleng sekarang hanya jenazah (korban jiwa)” jelas Bachtiar.
Keluarga Korban Tewas Tiba di Buleleng
Korban Selamat Dipindah ke Denpasar
Gubernur Bali, Wayan Koster, berencana memanggil perusahaan pemilik minibus Toyota Hiace yang mengalami kecelakaan hingga menewaskan lima turis China. Rencana itu diungkapkan Koster eusai Rapat Paripurna ke-12 dan ke-13 DPRD Bali di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Senin (17/11/2025).
“Saya akan segera memanggil perusahaan yang memiliki mobil. Itu akan diberikan sanksi. Kedua, agar ditertibkan tidak boleh lagi terjadi hal seperti itu,” ujar Koster kepada media massa.
Koster menyebut pemanggilan diperlukan sebab kecelakaan tersebut merupakan kelalaian sang sopir. Meski kasus masih ditangani polisi, Koster tetap tegas untuk memanggil perusahaan minibus tersebut karena sudah menghilangkan lima nyawa turis.
“Mau bagaimana penyelidikan polisi, kan meninggal 5,” imbuh pria asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, itu.
Namun, Koster belum mengetahui perusahaan pemilik kendaraan tersebut. Gubernur Bali dua periode itu akan memeriksanya.
