Sekitar 3.500 tabung LPG 3 kilogram (kg) tambahan disalurkan Pertamina untuk kebutuhan warga Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, jumlah itu dinilai masih kurang karena Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram sebelumnya meminta penambahan sebanyak 7.000 tabung.
“(Hanya) 50 persen (atau sekitar 3.500 tabung) yang sudah di-dropping,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Miftahurrahman, di Mataram, Rabu (24/9/2025).
Miftah mengungkapkan penambahan LPG 3 kg tidak langsung diberikan kepada pengecer, tetapi melalui pangkalan. Sudah ada enam pangkalan yang menerima penambahan ekstra LPG 3 kg. Masing-masing pangkalan menerima jumlah yang bervariatif, ada yang mendapatkan 50 tabung, 60 tabung hingga 100 tabung.
“Jadi masyarakat bisa langsung cari ke pangkalan dengan menunjukkan KTP. Kalau KTP Mataram dilayani (oleh pangkalan), tetapi kalau KTP luar tidak dilayani. Ini karena kondisinya sekarang masih terbatas,” terang Miftah.
Miftah menegaskan setiap warga hanya boleh membeli satu tabung LPG 3 kg. Pembelian dibatasi karena stok gas melon secara nasional sedang terbatas.
“Paling tidak satu orang bisa membeli satu tabung biar pemerataan. Karena saya lihat datanya saat Maulid Nabi Muhammad kemarin, satu KK bisa beli lima tabung, bahkan ada yang sampai beli 10 tabung. Secara nasional (memang) masih terbatas,” jelas Miftah.
Diberitakan sebelumnya, Pemkot Mataram mendesak Pertamina memberikan ekstra dropping ribuan tabung LPG 3 kg. Desakan itu disampaikan imbas kelangkaan gas melon di Mataram sejak dua pekan terakhir.
“Kami akan minta pengusulan ekstra dropping ke Pertamina karena saat ini permintaan gas LPG 3 kg sedang tinggi. Masyarakat kami membutuhkan penambahan gas LPG,” kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Sri Wahyunida, saat seusai sidak ke sejumlah agen, Selasa (16/9/2025).
Nida mengusulkan agar Pertamina menyiapkan sekitar 7 ribu tabung gas dalam waktu dekat. Mengingat, masih banyak warga yang belum mendapatkan gas melon untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas. (Sebenarnya) tidak langka, tabung ada, tetapi (saat tabung datang) langsung diserbu masyarakat (dan ludes). Kami usulkan 21,3 metrik ton atau sekitar 7 ribu tabung,” harap Nida.






