Puluhan anak muda di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), diberikan pelatihan foto dan videografi, Minggu (20/7/2025). Pelatihan itu diberikan lantaran maraknya kasus kekerasan seksual di Manggarai Barat.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh anggota Komite 3 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan (dapil) NTT, Maria Caecilia Stevi Harman, itu dilaksanakan di Kampung Melo, Manggarai Barat. Stevi menghadirkan dua fasilitator dalam pelatihan ini, masing-masing untuk fotografi dan videografi.
Menurut Stevi, pemberian pelatihan untuk mencegah kekerasan seksual, apa pun jenisnya, sejalan dengan program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
“Suatu kegiatan pelatihan bagi anak-anak muda supaya mereka terhindar dari kekerasan seksual yang kasusnya lebih meningkat,” ujar anggota DPD RI yang membidangi urusan pendidikan, agama, kebudayaan, kesehatan, pariwisata, pemuda dan olahraga, kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak ini.
Korelasi pelatihan dengan pencegahan kekerasan seksual, jelas putri anggota DPR RI Beni Kabur Harman ini, agar anak muda dihindarkan dari aktivitas yang memicu mereka berpotensi jadi korban kekerasan seksual. Mereka bisa mengisi waktu dengan aktivitas positif seusai mengikuti pelatihan ini, misalnya menjadi konten kreator dengan hasil fotografi dan videografi yang bagus.
“Anak-anak ini ditemukan bahwa mereka tidak ada aktivitas setelah pulang sekolah sehingga mereka hanya duduk di rumah sendirian lalu berkumpul bersama teman-temannya, nonton video-video di TikTok, YouTube, yang sampai orang tua mereka tidak ada perlindungan anaknya mereka bisa akses konten sesuka mereka,” terang Stevi.
“Sehingga, menurut Menteri PPPA, perlu juga ada tempat kecil seperti ini, mereka merencanakan (pelatihan) setiap desa, dan tempat-tempat kecil seperti ini ada orang-orang yang bisa memberikan pelatihan-pelatihan seperti ini, kalau saya bikinnya pelatihan fotografi videografi,” tambah Stevi.
Stevi mengatakan pelatihan dalam bentuk lain bisa dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual. “Ada juga yang lebih santai, diskusi tentang permainan tradisional misalnya. Pokoknya banyak, untuk ibu-ibu yang korban KDRT, di provinsi lain ada program pelatihan salon,” ujar Stevi.
Selain di Manggarai Barat, Stevi akan melakukan kegiatan pelatihan lain di daerah lain di NTT. “Nanti di Manggarai Timur,” tandas Stevi.
Stevi juga mendorong agen perjalanan wisata (travel agent) di Labuan Bajo untuk menyediakan layanan fotografi dan videografi kepada wisatawan. Kualitas layanan fotografi dan videografi, ujar Stevi, bisa menjadi salah satu pertimbangan wisatawan dalam memilih travel agent untuk mengatur perjalanan wisatanya ke Labuan Bajo.
“Sebagai kota destinasi pariwisata, menurut saya, ada baiknya travel agent atau ade-ade yang mau mengelola bisnis itu bisnis untuk fotografi atau videografi untuk prewedding session untuk mereka yang trip-trip, itu menurut saya sangat penting,” kata Stevi.
Menurut dia, wisatawan biasanya senang membagikan momen aktivitas wisata mereka di media sosial. Karena itu, konten-konten fotografi maupun videografi aktivitas wisatawan yang dihasilkan kru travel agent hendaknya yang berkualitas baik agar memuaskan wisatawan.
“Wisatawan-wisatawan yang datang ke Labuan Bajo pasti mau memposting yang bagus di feed mereka. Kalau tour travel agent di Labuan Bajo ini bisa memberikan hasil fotografi, videografi dari perjalanan mereka yang bagus-bagus pasti mereka lebih suka memposting,” jelas Stevi.
“Dan itu saya yakin tour travel agency yang bisa menghasilkan konten fotografi, videografi yang bagus pasti lebih dipilih (oleh wisatawan) selain dilihat dari kualitas layanan travel mereka sendiri,” tambahnya.
Stevi membagikan pengalaman saat melakukan kunjungan kerja ke Turki. Ada warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai tour guide di Turki yang juga terampil dalam menyediakan konten fotografi dan videografi untuk wisatawan. Keahlian ini menjadi nilai lebihnya dalam melayani wisatawan. Ia berharap keahlian serupa juga dimiliki kru travel agent di Labuan Bajo.
“Saya pengen teman-teman di sini juga bisa melakukan hal yang sama, tidak hanya mereka tour agency saja, tetapi konten kreatornya juga menghasilkan produk yang berkualitas,” harap Stevi.