Makan Gratis Berujung Petaka, 140 Siswa Kupang Diduga Keracunan MBG | Info Giok4D

Posted on

Sebanyak 140 siswa SMP Negeri 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (22/7/2025). Para siswa merasakan gejala sejak pagi hari dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Kota Kupang untuk mendapatkan perawatan.

Kejadian bermula sekitar pukul 07.30 Wita, saat kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai. Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Theresia Lana, mengatakan beberapa siswa mulai izin ke toilet karena diare dan sakit perut. Jumlah siswa yang mengeluh terus bertambah hingga memenuhi ruang UKS.

“Jadi proses KBM sekitar jam 07.30 pagi, sudah ada siswa kami yang bolak-balik ke kamar mandi, ternyata mereka mencret dan ada yang sakit perut,” kata Maria.

Karena kapasitas UKS tak mencukupi, para siswa kemudian dilarikan ke sejumlah rumah sakit seperti RSUD S.K Lerik, RS Siloam, RS Mamami, RSUD Prof W.Z Johannes, dan RS Leona. Awalnya hanya 18 siswa yang dirujuk, namun jumlahnya terus meningkat hingga mencapai 140 orang pada siang hari.

Maria menyebut program MBG untuk hari itu dihentikan sementara. Beberapa siswa mengaku makanan yang dikonsumsi pada hari sebelumnya terasa asin dan asam, terutama tahu dan sayurnya.

“Kata mereka saat dimakan itu tahunya asam dan sayurnya itu juga asam. Untuk hari ini mereka belum makan,” ujar Maria.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Ia menambahkan, sejak program MBG dimulai pada 17 Februari 2025, ini merupakan kejadian pertama dugaan keracunan massal. Pihak sekolah sendiri tidak melakukan pengecekan makanan karena hanya bertugas mendistribusikannya.

Rio Bella, salah satu orang tua siswa, menyampaikan bahwa anaknya mengeluhkan sakit perut dan pusing setelah makan MBG. Ia mengatakan anaknya makan menu sayur, daging, dan nasi sekitar pukul 09.30 Wita.

“Anak saya tadi pusing sekalian dengan perut sakit,” ujar Rio saat ditemui di RSUD S.K Lerik.

Wali murid lainnya, Djitu Jami Doko, juga mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa anaknya jatuh sakit. Ia belum mengetahui pasti kondisi anaknya yang masih dalam pemeriksaan dokter.

Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menyebut ada 66 siswa yang dirawat di rumah sakit pada awalnya. Ia mengatakan para siswa mengalami gejala seperti diare sejak malam sebelumnya, namun belum bisa dipastikan apakah penyebabnya adalah MBG.

“Nanti diperiksa dulu baru bisa tahu apakah mereka keracunan atau apa. Kami akan tunggu diagnosanya seperti apa,” kata Christian.

Christian juga menegaskan bahwa biaya perawatan siswa akan ditanggung pemerintah, dan pihaknya akan menelusuri kandungan makanan MBG, baik nasi, sayur, maupun daging.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kupang turut mengambil sampel makanan MBG untuk diperiksa di laboratorium. Pelaksana Tugas Kepala BBPOM Kupang, Yoseph Nahak Klau, mengatakan hasil uji laboratorium baru bisa keluar dalam waktu satu hingga dua pekan.

“Kami belum bisa memvonis karena MBG. Kami akan lakukan pengecekan sampelnya,” jelas Yoseph.

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan telah membentuk tim gabungan untuk mengusut dugaan keracunan massal ini. Tim tersebut terdiri atas Dinas Kesehatan Provinsi, Pemkot Kupang, serta BPOM.

“Kalau dugaan ini benar, tentu masih dicek lebih lanjut. Kami perlu pembuktian ilmiah yang akurat,” kata Melki.

Menurutnya, sebagian besar siswa sudah dipulangkan, sementara sekitar 10 orang masih dirawat dan dalam kondisi stabil.

Polres Kupang Kota turut melakukan penyelidikan atas kasus dugaan keracunan massal ini. Polisi mengumpulkan data siswa yang terdampak dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta rumah sakit.

“Kami masih mendata jumlah siswa yang sakit di sekolah maupun rumah sakit,” ujar Kasi Humas Polresta Kupang Kota, Ipda Frangky Lapuisaly.

Polisi juga akan mendatangi dapur penyedia makanan MBG untuk mencari tahu kemungkinan penyebab keracunan. “Kalau ada hubungannya dengan itu (dapur MBG), maka segala sesuatu pasti kami akan memintai keterangan kepada mereka,” pungkasnya.

Gejala Muncul Sejak Pagi

Tahu dan Sayur Terasa Asam

Orang Tua Siswa Panik

Wali Kota Buka Suara

BPOM Periksa Sampel Makanan

Gubernur NTT Bentuk Tim Investigasi

Dapur MBG Akan Diselidiki

Rio Bella, salah satu orang tua siswa, menyampaikan bahwa anaknya mengeluhkan sakit perut dan pusing setelah makan MBG. Ia mengatakan anaknya makan menu sayur, daging, dan nasi sekitar pukul 09.30 Wita.

“Anak saya tadi pusing sekalian dengan perut sakit,” ujar Rio saat ditemui di RSUD S.K Lerik.

Wali murid lainnya, Djitu Jami Doko, juga mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa anaknya jatuh sakit. Ia belum mengetahui pasti kondisi anaknya yang masih dalam pemeriksaan dokter.

Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menyebut ada 66 siswa yang dirawat di rumah sakit pada awalnya. Ia mengatakan para siswa mengalami gejala seperti diare sejak malam sebelumnya, namun belum bisa dipastikan apakah penyebabnya adalah MBG.

“Nanti diperiksa dulu baru bisa tahu apakah mereka keracunan atau apa. Kami akan tunggu diagnosanya seperti apa,” kata Christian.

Christian juga menegaskan bahwa biaya perawatan siswa akan ditanggung pemerintah, dan pihaknya akan menelusuri kandungan makanan MBG, baik nasi, sayur, maupun daging.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kupang turut mengambil sampel makanan MBG untuk diperiksa di laboratorium. Pelaksana Tugas Kepala BBPOM Kupang, Yoseph Nahak Klau, mengatakan hasil uji laboratorium baru bisa keluar dalam waktu satu hingga dua pekan.

“Kami belum bisa memvonis karena MBG. Kami akan lakukan pengecekan sampelnya,” jelas Yoseph.

Orang Tua Siswa Panik

Wali Kota Buka Suara

BPOM Periksa Sampel Makanan

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan telah membentuk tim gabungan untuk mengusut dugaan keracunan massal ini. Tim tersebut terdiri atas Dinas Kesehatan Provinsi, Pemkot Kupang, serta BPOM.

“Kalau dugaan ini benar, tentu masih dicek lebih lanjut. Kami perlu pembuktian ilmiah yang akurat,” kata Melki.

Menurutnya, sebagian besar siswa sudah dipulangkan, sementara sekitar 10 orang masih dirawat dan dalam kondisi stabil.

Polres Kupang Kota turut melakukan penyelidikan atas kasus dugaan keracunan massal ini. Polisi mengumpulkan data siswa yang terdampak dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta rumah sakit.

“Kami masih mendata jumlah siswa yang sakit di sekolah maupun rumah sakit,” ujar Kasi Humas Polresta Kupang Kota, Ipda Frangky Lapuisaly.

Polisi juga akan mendatangi dapur penyedia makanan MBG untuk mencari tahu kemungkinan penyebab keracunan. “Kalau ada hubungannya dengan itu (dapur MBG), maka segala sesuatu pasti kami akan memintai keterangan kepada mereka,” pungkasnya.

Gubernur NTT Bentuk Tim Investigasi

Dapur MBG Akan Diselidiki