Mahasiswa ISI Bali Ciptakan Kotak Amplop Unik dengan Hiasan Barong Kinetik

Posted on

Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Bali prodi kriya bernama Wayan Raditya menciptakan kotak amplop unik dengan hiasan barong kinetik yang bergerak. Hiasan barong pada bagian atas kotak tersebut dapat bergerak ke kiri dan kanan.

Karya pemuda berusia 21 tahun ini ditampilkan dalam pameran ISI Bali bertajuk ‘Kriyative #6 Angga-Brata-Samyana’. Pameran ini berlangsung dari 14-20 April 2025.

Karya ini lahir dari keinginan Radityta untuk mengubah kesan monoton kotak amplop acara. Amplop biasanya hanya berbentuk biasa atau dihias bunga.

“Jadi, biar ada inovasi baru untuk perkembangan, apalagi perkembangan modern,” ujar Raditya di Bali International Golf, Kesiman, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.

Raditya ingin memperkenalkan barong Singapadu, budaya khas desanya, melalui karya. “Saya ingin memperkenalkan ke masyarakat luas bagaimana style Singapadu, bagaimana ukirannya, dan bagaimana barongnya. Itu ingin saya perkenalkan, makanya saya mengambil dekorasi Barong Ket,” jelasnya.

Dia menjelaskan proses pembuatan karyanya yang dimulai dari mata kuliah mekanikal. Termasuk sketsa, kerangka, dan mesin.

Dibutuhkan waktu sekitar dua bulan lebih untuk membuat amplop Barong Ket itu. Bahan utamanya yakni kerangka besi, rambut parasok, hingga tapel barong berbahan dasar kayu pule.

“Kemudian saya konsepkan seperti gerakan barong mencanda ajak ikut (bercanda dengan ekor) dengan saling tatapan. Lalu saling mengejar ikutnya (ekornya) di mana, dan arah ikutnya (ekornya) itu berlawanan,” ungkap mahasiswa semester enam ini.

Meski menghadapi kendala dalam pembuatan dan presentasi karyanya, tapi semangatnya untuk menyempurnakan karya tersebut semakin meningkat. Ia bangga karyanya dipamerkan untuk pertama kalinya. Terlebih karyanya menjadi satu-satunya yang memanfaatkan mesin.

Raditya menerima beragam respons saat memamerkan karyanya. Termasuk apresiasi dan saran untuk mengganti bahan ukiran dari kertas ke kulit agar lebih awet.

“Dari Pak Prodi juga minta agar karya ini bisa ditampilkan di mana-mana. Supaya bisa banyak yang tahu kalau karya kriya juga bisa memanfaatkan mesin,” tuturnya.

Ke depan, Raditya berkomitmen untuk menciptakan inovasi dalam kesenian kriya. Khususnya dengan memanfaatkan mesin dan berbeda dari yang lain.

Raditya menegaskan karya pertamanya sangat berkesan dan tidak akan dijual. Sebab, karya ini memiliki nilai sentimental yang tinggi baginya.

“Misalnya kalau ada yang mau mesan, mungkin saya tampung dan saya buatkan lagi yang baru. Untuk karya ini akan saya pertahankan untuk di pameran,” akunya.