Sebanyak 30 anak muda berlomba menyajikan ragam lawar olahan hasil laut Sanur dalam rangkaian Sanur Village Festival 2025. Mereka berasal dari enam sekaa teruna-teruni atau yowana asal Sanur.
Dalam pembuatan lawar dan menu pendamping, mereka memanfaatkan bulung, gurita, ikan tuna, cumi hingga bulu babi. Seperti STT Sindhu Putra yang menjadikan bulung jenis katoni, ikan tuna, dan gurita sebagai bahan utama lawar.
Perwakilan STT Sindhu Putra, Indra Dharma, sengaja memilih bulung agar kuliner ini kian dikenal. Terlebih, kini makin jarang ditemukan pedagang lawar bulung di kawasan Sanur.
Indra menuturkan sejak dulu bulung dipilih untuk menyiasati jika warga pesiri tak bisa membeli daging babi sebagai bahan lawar.
“Bulung ini kami ambil langsung dari laut Sanur dan bukan dari nelayan. Dibutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengeringkan bulung agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan lawar,” ujar Indra saat dijumpai di Muntig Siokan, Denpasar, Bali pada Sabtu (8/11/2025).
Nantinya bulung ini pun akan diracik dengan bumbu khas Bali, yakni basa genap. Serta ditambahkan beberapa bumbu lainnya.
“Selain lawar, kami juga membuat serapah gurita, kerupuk dan pepes ikan tuna. Semua bahannya asli dari laut Sanur,” kata Indra.
Ketua Sanur Chef Community Bayu Kristiawan menjelaskan adapun poin penting dalam penilaian, yakni kesesuaian tema, rasa, dan presentasi dari menu. Adapun tema dalam lomba ngelawar ini, yakni ‘Hasil Laut Sanur’.
Menurutnya, lomba ini mengharuskan anak muda sebagai pesertanya. Panitia berkeinginan agar anak muda memiliki keterampilan dalam membuat lawar.
Terlebih, lawar menjadi menu ikonik masyarakat Hindu di Bali dan selalu dihadirkan tiap upacara keagamaan. Sehingga, hal ini pun harus dilestarikan.
“Karena anak-anak muda sekarang jauh dari tradisi-tradisi seperti ini. Kebanyakan notebene yang menghandle (membuat) lawar dan segala macamnya adalah para orang tua mereka. Makanya di lomba lawar ini tidak ada disentuh oleh orang tua mereka (dalam proses memasak),” tutur Bayu.
Selain itu, pihaknya juga ingin melibatkan para nelayan di Sanur. Hasil tangkapan nelayan inilah yang akan dimanfaatkan sebagai bahan baku lawar dan menu pendampingnya oleh peserta.
Sanur Village Festival atau Sanfest 2025 digelar pada 7-9 November di Muntig Siokan. Memasuki tahun ke-18, ajang ini tak hanya menonjolkan kreativitas dan budaya lokal, tetapi juga menjadi wadah menggeliatkan ekonomi pelaku UMKM.
Tercatat ada 70 UMKM lokal turut meramaikan festival dengan berbagai produk unggulan. Selain itu, penampilan musik hingga garapan budaya pun dihadirkan selama kegiatan ini.







