Koster Ungkap 3 Penyebab Kunjungan Turis Domestik ke Bali Turun

Posted on

Kondisi Bali yang lebih sepi di momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini banyak dinarasikan di media sosial (medsos). Gubernur Bali Wayan Koster mengakui jumlah turis domestik tahun ini turun cukup signifikan dibanding tahun lalu. Dia mengungkapkan tiga penyebabnya.

Menurut Koster, jumlah penerbangan domestik ke Bali yang berkurang punya andil terhadap penurunan jumlah turis atau wisatawan domestik (wisdom).

“Penurunan jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali disebabkan jumlah penerbangannya turun. Pesawat dari Garuda Indonesia dan Citilink sedang menjalani perawatan,” kata Koster seusai mengunjungi terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Minggu (28/12/2025).

Penerbangan ke Bali Berkurang

Koster menilai perawatan pesawat kedua maskapai itu berimbas pada jumlah penerbangan ke Bali. Berdasarkan data, penerbangan domestik ke Bali menurun dari 13 penerbangan pada 2024 menjadi hanya 11 penerbangan pada 2025.

Akibatnya, rute penerbangan ke Bali juga berkurang dari 25 rute menjadi 23 rute. Menurut Koster, hal itu mengakibatkan sejumlah calon wisdom gagal berlibur ke Bali karena tidak kebagian tiket pesawat.

“Itu salah satu faktor penyebab wisatawan domestik yang berlibur di Bali mengalami penurunan,” kata gubernur Bali dua periode itu.

Curah Hujan Lebih Tinggi

Koster juga mengakui suasana di Bali lebih sepi ketimbang periode Nataru tahun lalu. Dia menyebut hujan deras yang mengguyur beberapa hari belakangan membuat para turis malas berkeliaran di sejumlah tempat wisata di Bali.

“Curah hujan tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu, sehingga mengakibatkan aktivitas wisatawan di luar hotel menurun. Nggak seramai tahun lalu karena cuacanya sedang tidak baik,” imbuhnya.

Liburan Bergeser ke Daerah Lain

Selain faktor cuaca, Koster menduga banyak pula wisatawan domestik yang memutuskan menghabiskan liburan di sejumlah tempat wisata di Pulau Jawa. Terlebih, dia berujar, sejumlah wilayah di Jawa didukung infrastruktur berupa jalan tol yang memadai untuk mobilitas wisata.

“Memang banyak yang bergeser (liburan) ke daerah lain. Karena sekarang di Jawa ada tol cepat. Tapi menurut saya karena berkurangnya penerbangan. Terutama, dari Jakarta ke Bali,” pungkasnya.

Turis Mancanegara Meningkat

Bagi Koster, penurunan wisatawan domestik itu tidak menjadi masalah karena kunjungan turis mancanegara justru meningkat di momen Nataru kali ini.

“Buat kami di Bali, karena daerah wisata mancanegara yang terkenal, maka yang terpenting adalah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali meningkat 700 ribu orang,” kata Koster.

Dia mengungkapkan data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali meningkat hingga 700 ribu orang atau total 6,9 juta orang per 26 Desember 2025. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan realisasi periode yang sama pada 2024 yang hanya 6,3 juta orang.

“Dengan rerata kedatangan turis asing sebanyak 24 ribu orang per hari hingga 31 Desember 2025, sehingga totalnya 7 jutaan wisman yang datang di Bali,” kata Koster.

Hal itu berbanding terbalik dengan data kunjungan wisawatan domestik yang menurun. Koster membeberkan jumlah kunjungan wisatawan domestik pada 2025 sekitar 9,2 juta orang. Angka itu diprediksi menurun hingga 700 ribu orang pada 31 Desember 2025.

Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2025 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Koster mengatakan kunjungan turis secara umum menurun dari 16,4 juta orang pada 2024 menjadi hanya 16,1 juta pada 2025.

“Tapi ini belum selesai. Kira-kira sampai 31 Desember 2025, akan menurun (lagi), sebanyak 200 ribu orang,” kata Koster.

Koster juga menanggapi data okupansi hotel di Bali yang mengalami penurunan 4 persen. Ia menyebut penurunan tingkat hunian hotel itu terjadi karena banyak wisatawan yang menginap di penginapan nonhotel. “Jadi, kalau dibilang Bali sepi, jawabnya tidak,” pungkasnya.

Sementara itu, Communication and Legal Division Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi, mengungkapkan Bandara Ngurah Rai telah melayani 885 ribu penumpang atau rata-rata 68 ribu penumpang per hari. Jumlah tersebut berdasarkan data selama 13 hari periode Posko Angkutan Nataru yang mulai aktif berjalan sejak 15-27 Desember 2025.

“Meningkat 3,9 persen dibandingkan rata-rata harian pergerakan penumpang selama Januari-November sebanyak 66.222 penumpang per hari,” ujar Eka Sandi dalam keterangannya, Minggu.

Eka Sandi membeberkan trafik pesawat di Bandara Ngurah Rai selama periode yang sama tercatat 5.562 pergerakan dengan rata-rata 427 pergerakan per hari. Trafik pesawat tersebut meningkat 12 persen dibandingkan rata-rata harian sepanjang 2025 mencapai 390 pergerakan per hari.

Curah Hujan Lebih Tinggi

Koster juga mengakui suasana di Bali lebih sepi ketimbang periode Nataru tahun lalu. Dia menyebut hujan deras yang mengguyur beberapa hari belakangan membuat para turis malas berkeliaran di sejumlah tempat wisata di Bali.

“Curah hujan tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu, sehingga mengakibatkan aktivitas wisatawan di luar hotel menurun. Nggak seramai tahun lalu karena cuacanya sedang tidak baik,” imbuhnya.

Liburan Bergeser ke Daerah Lain

Selain faktor cuaca, Koster menduga banyak pula wisatawan domestik yang memutuskan menghabiskan liburan di sejumlah tempat wisata di Pulau Jawa. Terlebih, dia berujar, sejumlah wilayah di Jawa didukung infrastruktur berupa jalan tol yang memadai untuk mobilitas wisata.

“Memang banyak yang bergeser (liburan) ke daerah lain. Karena sekarang di Jawa ada tol cepat. Tapi menurut saya karena berkurangnya penerbangan. Terutama, dari Jakarta ke Bali,” pungkasnya.

Turis Mancanegara Meningkat

Bagi Koster, penurunan wisatawan domestik itu tidak menjadi masalah karena kunjungan turis mancanegara justru meningkat di momen Nataru kali ini.

“Buat kami di Bali, karena daerah wisata mancanegara yang terkenal, maka yang terpenting adalah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali meningkat 700 ribu orang,” kata Koster.

Dia mengungkapkan data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali meningkat hingga 700 ribu orang atau total 6,9 juta orang per 26 Desember 2025. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan realisasi periode yang sama pada 2024 yang hanya 6,3 juta orang.

“Dengan rerata kedatangan turis asing sebanyak 24 ribu orang per hari hingga 31 Desember 2025, sehingga totalnya 7 jutaan wisman yang datang di Bali,” kata Koster.

Hal itu berbanding terbalik dengan data kunjungan wisawatan domestik yang menurun. Koster membeberkan jumlah kunjungan wisatawan domestik pada 2025 sekitar 9,2 juta orang. Angka itu diprediksi menurun hingga 700 ribu orang pada 31 Desember 2025.

Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2025 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Koster mengatakan kunjungan turis secara umum menurun dari 16,4 juta orang pada 2024 menjadi hanya 16,1 juta pada 2025.

“Tapi ini belum selesai. Kira-kira sampai 31 Desember 2025, akan menurun (lagi), sebanyak 200 ribu orang,” kata Koster.

Koster juga menanggapi data okupansi hotel di Bali yang mengalami penurunan 4 persen. Ia menyebut penurunan tingkat hunian hotel itu terjadi karena banyak wisatawan yang menginap di penginapan nonhotel. “Jadi, kalau dibilang Bali sepi, jawabnya tidak,” pungkasnya.

Sementara itu, Communication and Legal Division Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi, mengungkapkan Bandara Ngurah Rai telah melayani 885 ribu penumpang atau rata-rata 68 ribu penumpang per hari. Jumlah tersebut berdasarkan data selama 13 hari periode Posko Angkutan Nataru yang mulai aktif berjalan sejak 15-27 Desember 2025.

“Meningkat 3,9 persen dibandingkan rata-rata harian pergerakan penumpang selama Januari-November sebanyak 66.222 penumpang per hari,” ujar Eka Sandi dalam keterangannya, Minggu.

Eka Sandi membeberkan trafik pesawat di Bandara Ngurah Rai selama periode yang sama tercatat 5.562 pergerakan dengan rata-rata 427 pergerakan per hari. Trafik pesawat tersebut meningkat 12 persen dibandingkan rata-rata harian sepanjang 2025 mencapai 390 pergerakan per hari.