Korban Banjir Bandang di Nagekeo Butuh Bantuan Makanan-Air Minum

Posted on

Warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan lambannya bantuan makanan hingga air minum. Bantuan baru bisa disalurkan hari ini sejak banjir bandang menerjang wilayah tersebut pada Senin (8/9/2025) sore.

“Keluhan ada terkait lambatnya bantuan dari Pemda Nagekeo,” ungkap Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan, Rabu (10/9/2025).

Dewa menjelaskan keterlambatan penyaluran bantuan itu karena akses jalan ke lokasi bencana terputus total akibat longsor dan jembatan rusak diterjang banjir. Saat ini, jalan sudah diperbaiki sehingga bantuan baru bisa didistribusikan hari ini ke warga terdampak.

“Harus bisa dimaklumi (keterlambatan penyaluran bantuan) karena dari awal bencana akses jalan terputus total. Tapi, hari ini bantuan-bantuan sudah mulai berdatangan,” imbuhnya.

Ia menjelaskan ada sejumlah kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak banjir bandang tersebut. Mulai dari sembako, air bersih, makanan siap saji, kasur, selimut, pakaian, dan lainnya.

Diketahui, banjir bandang di Mauponggo, Nagekeo, NTT, menyebabkan tiga orang tewas dan empat orang lainnya belum ditemukan hingga hari ini. Selain itu, sebanyak 12 rumah hanyut diterjang banjir bandang. Banyak pula rumah warga yang rusak dan masih dilakukan pendataan.

Camat Mauponggo, Leonardus Loda, mengatakan warga terdampak banjir bandang telah mengungsi ke rumah-rumah saudaranya. “Jumlahnya ratusan orang,” ujarnya, Rabu.

Pencarian empat korban banjir bandang di wilayah Mauponggo, Nagekeo, terus dilakukan. Petugas mengalami kesulitan karena keberadaan batu-batu berukuran besar. Hingga hari ini, pencarian korban belum membuahkan hasil.

Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan, mengatakan petugas dan warga kesulitan menyingkirkan batu-batu besar saat mencari korban yang kemungkinan tertimbun batu hingga tanah. Menurutnya, pencarian korban membutuhkan bantuan ekskavator untuk menyingkirkan batu-batu besar di sepanjang alur sungai yang sudah surut tersebut.

“Kendalanya material bebatuan di sepanjang sungai dan pencarian hanya dilakukan secara manual karena ketiadaan alat berat (ekskavator),” kata Dewa, Rabu.

Menurut dia, dibutuhkan ekskavator untuk mencari korban yang hanyut diterjang banjir bandang tersebut. Sebab, batu-batu besar itu tak bisa disingkirkan secara manual.

“Tenaga manusia tidak bisa mengangkat beban berat dari batu-batu tersebut dalam pencarian korban yang kemungkinan tertimbun batu, pasir, ataupun tanah,” imbuh Dewa.

Pencarian Korban Terkendala Batu Besar

Pencarian empat korban banjir bandang di wilayah Mauponggo, Nagekeo, terus dilakukan. Petugas mengalami kesulitan karena keberadaan batu-batu berukuran besar. Hingga hari ini, pencarian korban belum membuahkan hasil.

Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan, mengatakan petugas dan warga kesulitan menyingkirkan batu-batu besar saat mencari korban yang kemungkinan tertimbun batu hingga tanah. Menurutnya, pencarian korban membutuhkan bantuan ekskavator untuk menyingkirkan batu-batu besar di sepanjang alur sungai yang sudah surut tersebut.

“Kendalanya material bebatuan di sepanjang sungai dan pencarian hanya dilakukan secara manual karena ketiadaan alat berat (ekskavator),” kata Dewa, Rabu.

Menurut dia, dibutuhkan ekskavator untuk mencari korban yang hanyut diterjang banjir bandang tersebut. Sebab, batu-batu besar itu tak bisa disingkirkan secara manual.

“Tenaga manusia tidak bisa mengangkat beban berat dari batu-batu tersebut dalam pencarian korban yang kemungkinan tertimbun batu, pasir, ataupun tanah,” imbuh Dewa.

Pencarian Korban Terkendala Batu Besar