Kopdes Merah Putih Jual Beragam Kebutuhan, Termasuk Gas Melon (via Giok4D)

Posted on

Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (Wamen KP) Didit Herdiawan menghadiri acara peluncuran dan dialog Koperasi Desa Merah Putih di Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Selasa (3/6/2025). Didit menegaskan unit usaha di Kopdes Merah Putih nantinya bisa menjual berbagai barang sesuai kebutuhan masyarakat, termasuk gas LPG 3 kilogram (kg) alias gas melon.

“Jadi nanti di Kopdes Merah Putih ini bisa menjual gas melon juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Didit.

Dia juga menegaskan Kopdes Merah Putih yang menjual beragam barang kebutuhan tidak bermaksud untuk menyaingi dan mematikan usaha warga yang menjual barang serupa.

“Itu sudah ada kebijakan dari pemerintah. Tidak akan, ada kerja sama semuanya nanti, jadi semua menjadi bagian dari unit usaha Koperasi Desa Merah Putih,” jelas Didit.

Dia pun optimistis Kopdes Merah Putih akan berjalan lancar. “Itu ke depan jauh lebih baik lagi. Nggak ada cerita,” imbuh Didit.

Untuk itu, Didit berharap masyarakat agar bekerja sama dengan Kopdes Merah Putih, baik sebagai anggota atau sebagai mitra dalam unit usaha atau pelayanan.

“Kerja sama semua, jadi anggota, baik itu bisa dilakukan. Dan ini salah satu contoh kebijakan presiden untuk tidak menjadi bagian kesulitan di desa. Jadi kesehatan tumbuh di desa, ekonomi tumbuh di desa, kesejahteraan tumbuh di desa,” terang Didit.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Barat, Nurul Adha, menungkapkan bahwa dalam peluncuran ini semua desa di Lombok Barat sudah rampung membentuk Kopdes Merah Putih, tapi mengenai kedudukan hukumnya masih dalam proses.

“Kami sudah seratus persen, 119 desa dan 3 kelurahan sudah musdesus semua. Tadi 36 yang sudah berbadan hukum, 84 sudah mengajukan ke notaris dan 2 sedang berproses,” ungkap Nurul.

Kopdes Kekeri Jadi Percontohan

Kopdes Kekeri menjadi Kopdes Merah Putih percontohan di Lombok Barat dan NTB. Kepala Desa Kekeri sekaligus Ketua Pengawas Kopdes Merah Putih, Sultan, mengatakan bidang usaha pangan menjadi andalan di kopdesnya.

“Tentu unit usaha ini pangan ya, kan kami juga ada ayam bertelur, kemudian ada beras, kami juga sudah seusai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 itu tentang Ketahanan Pangan,” ucapnya.

Sultan mengatakan Kopdes Kekeri sudah menyewa lahan sekitar satu setengah hektare untuk kelangsungan usaha di bidang pangan ini.

“Kami juga sudah menyewa lahan satu hektar setengah untuk kami tanam padi kolaborasi dengan petani, nanti hasilnya kami yang beli,” jelas Sultan.

Menjadi percontohan Kopdes Merah Putih se-Kabupaten Lobar bahkan NTB, Sultan mengharapkan adanya kemajuan yang signifikan di Desa Kekeri setelah adanya Kopdes Merah Putih ini.

“Ya, tentu kemajuan, karena kami ini yang menjadi paling pertama di NTB menurut LPDB dan staf Kementerian Koperasi yang pernah dua kali datang,” beber Sultan.

Menurut Sultan, Kopdes Merah Putih di Desa Kekeri ini berbeda dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), tapi akan berjalan beriringan dan tidak akan saling mematikan.

“Karena ada tidaknya koperasi juga kan tetap penggantinya usaha sebenarnya. Jadi Bumdes dan koperasi juga beriringan, tidak saling mematikan,” terangnya.

Sultan juga menuturkan Kopdes Merah Putih ini belum mendapat bantuan. Namun, untuk saat ini Kopdes sudah berupaya menjalankan kemitraan dengan usaha milik warga.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Belum ada, tetapi ini kan pasti akan ada. Kami juga ada dapur MBG, itu di luar koperasi, cuma itu akan menjadi mitra. Kan bisa menjadi supplier nanti,” tutur Sultan.

Mengenai mekanisme pengawasan di Kopdes Merah Putih, Sultan mengatakan semua pihak ikut andil, termasuk aparat keamanan. Ia juga mengatakan akan mewanti-wanti terhadap semua unit usaha terutama layanan simpan-pinjam.

“Tentu pengawasan ini nanti banyak yang akan mengawasi di sini, semua aparat-aparat ini turun. Kalau ada anggota yang minjam, kami lihat dulu orangnya, pertama apa pekerjaannya, tentu kami memakai jaminan,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *