Konser Widi Widiana Meriahkan Ulang Tahun Pertama Sanga Sanga

Posted on

Perayaan ulang tahun pertama Sanga Sanga dibuka dengan penampilan solois pop Bali Widi Widiana, Selasa (13/5/2025). Widi yang memakai blazer hitam berpadu dengan kaus hitam dan bawahan kain merah melantunkan lagu bertajuk Kupu-Kupu Nakal sebagai pembuka.

“Selamat ulang tahun Sanga Sanga yang pertama. Senang sekali bisa kembali hadir untuk menghibur teman-teman. Terima kasih Babe. Babe tidak pernah lupa dengan saya. Saya dipertemukan lewat lagu satu ini. Semoga rezekinya berlimpah. Semoga Sanga Sanga berkembang,” ujar penyanyi bernama asli I Ketut Widiana itu di atas panggung Konser Sanga Sanga 1st Anniversary di Mango Lango Lake Restaurant, Jalan Raya Bitera, Gianyar, Selasa (13/5/2025).

Penampilan Widi dilanjutkan dengan lagu bertajuk Cipta Dewi. Kemudian, ada lagu debutnya pada 1996, Sesapi Putih yang turut ditampilkan. Kemudian, Angkihan Baan Nyilih dan Formalin Sik Luh muncul dengan di-remix musik koplo. Aksi Widi Widiana ditutup dengan lagu Pelih Besok Dadi Siutitik dan Endih Endih Api.

Sangasian (sebutan pekerja, mitra, dan penggemar Sanga Sanga) berjoget dan ikut bernyanyi sepanjang lagu ditemani rintik hujan.

“Aduh, engsap ken tua (aduh, lupa sudah dengan tua)”, kata Nengah Nadra, salah satu Sangasian. Nengah mengakui menyukai musisi kenamaan Bali tersebut karena menemani masa mudanya yang penuh kasmaran saat itu.

Pengunjung lain tidak harus berada di depan panggung untuk menikmati konser musik dalam peringatan satu tahun Sanga Sanga ini. Tersedia venue beratap disertai tempat duduk hingga LED (Light Emitting Diode) di beberapa titik untuk bisa menonton setiap penampil dengan nyaman.

Belakang panggung dan venue penonton pun terdapat bazar dengan 22 tenant makanan. Mulai dari kopi, matcha, corn dog, hingga bakmi bisa dinikmati sekitar 500 undangan dari seluruh Indonesia.

Di antara undangan tersebut ada pakar bisnis Rhenald Kasali. Dia optimistis Sanga Sanga terus berkembang. Menurutnya, pasar kelas menengah atas di Indonesia masih besar. Kelas ekonomi prasejahtera juga disebut dapat kecipratan rezeki dengan turut serta berada dalam pasar.

“Katakanlah 20 persen kelas menengah atas. Ambil market itu saja sudah besar. Yang di bawah sangat menikmati karena harga Sanga Sanga lumayan premium. Penjual senang dengan komisi yang besar dan pendapatan mereka bisa meningkat,” ucap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) itu.

Rhenald juga menilai Bali potensial sebagai produsen produk herbal. Banyak merek kenamaan, termasuk minyak balur Sanga Sanga yang berasal dari Bali. Dengan citra Bali yang alami, kedekatan dengan benua Australia hingga kemampuan penduduknya berbahasa asing diyakini Rhenald bisa mempertahankan pemasaran produk.

Untuk diketahui, Sanga Sanga merupakan produk minyak balur andalan PT Kutus Kutus Herbal yang dinakhodai pasangan Bambang Pranoto dan Riva Effrianti. Peringatan ulang tahun ini menjadi tonggak penting transformasi minyak balur Kutus Kutus menjadi Sanga Sanga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *