Kisah Wanita Kanada Jadi Buta Setelah Minum Koktail Campur Metanol di Bali

Posted on

Seorang perempuan asal Kanada, Ashley King, menceritakan kisah tragisnya yang mengalami kebutaan seusai meneguk minuman beralkohol (mikol) di Bali. Peristiwa itu terjadi ketika Ashley berlibur ke Bali pada 2011 atau 14 tahun lalu. Ashley King muncul di beberapa podcast, menceritakan awal mula ia buta akibat meminum koktail bercampur metanol.

Dengan perasaan pedih, ia menggambarkan kisah pahit hidupnya. Beberapa video wawancara dengan perempuan yang kini berusia 33 tahun itu jadi perbincangan hangat belakangan ini.

“Kehilangan penglihatan adalah hal terberat yang pernah saya alami, dan saya menghadapinya setiap hari,” ucap Ashley dalam video yang diunggah change.org_ca, seperti dikutip infoBali di akun Instagram milik Ashley, Kamis (4/9/2025).

Dalam video itu, Ashley menceritakan perjalanan wisatanya ke Bali. Ia mengunjungi sebuah kelab malam yang cukup populer di Kuta pada malam terakhir. Setelah itu, ia terbang ke Selandia Baru dan merasakan kondisi tubuhnya yang sakit dua hari berselang.

“Saya terbangun dengan kondisi sangat sakit. Saya dilarikan ke rumah sakit karena tidak bisa bernapas dan tidak bisa melihat. Dokter menempatkan saya di ICU dan mengatakan bahwa ada kandungan metanol yang cukup besar di dalam tubuh saya,” kisahnya.

Ia lantas mengungkap bagaimana metanol sangat berbahaya jika tercampur bersama alkohol. Sebab metanol adalah bahan kimia yang biasanya digunakan dalam proses industri yang dapat ditemukan di bensin dan cairan anti-beku.

“Tetapi, di negara-negara berkembang di seluruh dunia, di pasar gelap, metanol sering ditambahkan ke dalam alkohol untuk memperbanyak volumenya. Alkohol yang tercemar ini kemudian dijual kembali ke restoran, bar, hotel, dan tempat-tempat yang menyajikan alkohol. Tempat-tempat ini kemudian akan mengambil botol dan mengisinya kembali dengan alkohol buatan rumahan dan menyajikannya kepada pelanggan yang tidak tahu apa-apa,” urai dia.

Perjalanan wisata Ashley ke Bali dilakukan pada 2011 silam, saat usianya sekitar 19 tahun. Ia mengaku beruntung meski hidupnya tidak normal seperti dulu. Ada beberapa orang yang harus kehilangan nyawa setelah mengalami hal serupa.

“Saya termasuk orang yang beruntung. Baru saja November lalu, ada lima turis di Laos yang meninggal setelah mengonsumsi koktail yang tercemar metanol. Ini seharusnya tidak perlu terjadi, tapi faktanya terjadi, dan tidak banyak orang yang tahu tentang hal ini,” ungkapnya.

Ashley tak ragu membagikan ceritanya ke khalayak. Tujuannya agar banyak orang sadar tentang bahaya keracunan metanol. Ashley King menyuarakan kampanye di situs Change.org.

Sebanyak 20 ribu orang lebih sudah menandatangani petisi, agar ada edukasi kepada wisatawan terhadap bahaya keracunan metanol, baik di bandara maupun sekolah-sekolah.

“Saya juga meminta agar keracunan metanol diiklankan di bandara untuk para pelancong saat mereka memutuskan pergi ke negara-negara tempat keracunan metanol terjadi,” tukasnya.

Beberapa warganet bereaksi atas unggahan itu di medsos. Mereka menyayangkan minimnya peringatan dari otoritas atau pemerintah tentang metanol. “Ini sudah terjadi selama dekade, tetapi belum banyak yang dibahas,” ujar salah satu warganet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *