Umar Patek yang dulu dikenal sebagai perakit bom, kini menjadi peracik kopi. Eks narapidana teroris (napiter) Bom Bali I yang telah kembali ke tengah masyarakat itu kini membuka usaha yang diberi nama ‘Ramu Kopi’.
“Saya dulu dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, kini (saya) meramu rasa menyeduh damai. Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan (lewat kopi),” ujar Umar, Selasa (3/6/2025), dikutip dari infoJatim.
Peluncuran Ramu Kopi digelar di Hedon Estate, Surabaya, pada Selasa malam. Ada beberapa jenis kopi yang dibuat Umar sebagai signature, yakni arabika ijen, robusta, dan rempah. Ia berharap bisa diterima lewat kopi khas racikannya.
Umar menuturkan kata ‘Ramu’ berasal dari namanya yang dibalik. Ia ingin memulai jalan hidupnya yang baru melalui kopi.
“Ramu, kalau dibalik itu Umar. Ini bukan sekadar kopi, ini tentang perubahan memilih hidup baru,” tuturnya.
Umar Patek menceritakan kilas balik memulai usaha kopi tersebut. Seusai keluar dari Lapas Porong pada 7 Desember 2022, ia mendapat tawaran dari drg David Andreasmito, pemilik Hedon Estate,
“Saat beliau hadir datang ke rumah saya dan saya suguhi kopi, di situlah beliau merasa suka. Akhirnya (David) menyuruh saya coba buatkan kopi yang seperti ini,” bebernya.
Dari pertemuan itulah David menawarkan Umar untuk membuka bisnis kopi. Umar membuat racikan kopinya dengan dibantu rekan David yang memiliki keahlian di bidangnya. Ia akhirnya mendapatkan racikan kopi khas Bondowoso
“drg David menawarkan ‘kamu jual kopi seperti ini ke kafe saya karena kafe saya punya pelanggan’. Jadi, Umar dulu meramu bom, sekarang meramu kopi,” imbuh Umar sembari menirukan perkataan David.
David Andreasmito yang menemani perjalanan Umar Patek saat peluncuran Ramu Kopi optimistis eks napiter itu akan menjadi orang yang sukses. Ia berharap bisnis kopi Umar Patek bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk membantu keluarga penyintas Bom Bali.
“Dia tau saya non muslim, tapi ia mau dekat saya. Bukan karena uang, ia dekat sama saya karena ia bisa bercanda saat ia sama saya, itu membuat saya bahagia,” ujar David.
Peluncuran Ramu Kopi oleh Umar Patek juga diwarnai momen haru. Sebab, acara itu juga dihadiri oleh penyintas Bom Bali I Chusnul Chotimah.
Chusnul pun berkesempatan berbincang banyak dengan Umar yang merupakan salah satu dalang dalam tragedi bom pada 2002 itu. Chusnul datang dari Sidoarjo untuk memberikan ucapan selamat secara langsung kepada Umar yang telah memulai hidup baru dengan bisnis kopinya.
“Alhamdulillah bapak sekarang sudah jadi orang yang baik. Saya berharap kalau bapak dan eks napiter lain sukses, tolonglah intip sedikit kehidupan kami (para penyintas bom dan keluarga),” ungkap Chusnul, Selasa malam.
Chusnul mengaku sebelumnya sempat bertemu Umar di beberapa kesempatan. Meski begitu, ia merasa pertemuan kali ini berbeda.
“Ini momen tepat ada Pak Umar Patek karena saya sendiri tahun 2012 atau 2011 saya didatangkan ke Jakarta beliau cuma bilang ‘maaf’ gitu saja. Makanya tadi saya ungkap ke beliau, masih ingat saya pak waktu kami didatangkan bersama Densus bapak cuma bilang maaf,” tuturnya.
Chusnul menuturkan sebelumnya ia dan mendiang suami tak dapat memaafkan para pelaku Bom Bali. Bahkan, suaminya sempat berniat untuk membakar rumah pelaku Bom Bali lainnya, Ali Imron.
Namun, Chusnul akhirnya bisa memaafkan para pelaku bom, termasuk Umar, seusai dirinya mendapatkan pendampingan dari BNPT hingga LPSK.
“Begitu di akhir 2017-2018 awal ada LPSK, BNPT itu yang memberikan pengertian ke kami. Nah dengan hadirnya negara itu kami merasakan, kalau hidup kami itu meskipun sudah istilahnya jatuh, berputar 360 derajat, negara hadir dan memberi bantuan,” ungkapnya.
Ia berharap Umar benar-benar menunjukkan bahwa dirinya telah bertaubat dan ingin kembali di tengah masyarakat. “Saya sangat harapkan dari kata maaf tidak hanya ucapan. Tapi adanya pembuktian,” ujarnya.
Mendengar ungkapan Chusnul yang mewakili para penyintas Bom Bali I itu, Umar Patek pun terharu. Ia berjanji akan membantu para keluarga penyintas Bom Bali dengan menyisihkan sebagian hasil dari penjualan kopinya. Ia mengajak pihak keluarga untuk berkolaborasi.
“Saya sudah berusaha untuk seperti itu nantinya. Dan saya sudah berbincang juga dengan Dokter David untuk nantinya juga mengarah ke situ,” kata Umar.
Tak hanya Chusnul, peluncuran usaha kopi Umar Patek itu juga dihadiri oleh banyak orang yang pernah menjadi saksi kisah hidupnya. Termasuk eks Pimpinan Densus 88 Antiteror Polri Komjen Marthinus Hukom yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
“Umar Patek saya kenal saat namanya muncul di list pelaku Bom Bali 1 2002. Saya menemukan Amrozi dan ada nama besar Umar Patek,” kata Marthinus.
Marthinus berharap kisah perjuangan Umar yang telah bertaubat dan memulai kehidupan bari bisa menginspirasi. “Dari perakit bom jadi peramu kopi, maka kita berdoa pada saudara-saudara kita yang lain yang dulunya berkuang dengan senjata tapi hari ini berjuang menegakkan kemanusiaan, cinta kasih tanpa batas,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di infoJatim. Baca selengkapnya