Kiat MK Skin Bertahan di Tengah Persaingan Industri Kosmetik Dalam Negeri

Posted on

MK Skin, jenama produk kosmetik milik Maharani Kemala, mencoba tetap eksis di tengah ketatnya persaingan industri kosmetik dalam negeri. Produk tersebut dikelola di bawah manajemen Urban Beauty Indonesia.

Direktur Urban Beauty Indonesia, Lifia Julia Karamoy, mengungkapkan industri dan pasar kosmetik di Indonesia diprediksi masih akan tumbuh 4 persen hingga 2029. Ia optimistis MK Skin bisa bersaing, terlebih merek kosmetik dalam negeri memiliki pasar tersendiri.

“Merek lokal memang banyak yang lahir, market share-nya di Indonesia masih cukup besar. Data awal tahun masih 4 persen untuk (pasar) kosmetik di Indonesia. Nah, seharusnya kami masih punya banyak peluang,” kata Lifia ditemui infoBali di kantor Urban Company di Denpasar, Jumat (25/4/2025).

Produk kosmetik dan perawatan kulit wajah MK Skin diproduksi di Tangerang dan Tabanan, Bali. Beragam produk yang dijual meliputi essence toner, facial wash, night cream, dan tujuh produk serum wajah.

MK Skin belum lama ini meluncurkan paket perawatan wajah melacare untuk memenuhi kebutuhan para konsumen mereka. Produk itu dirancang khusus untuk membantu menyamarkan noda hitam, bekas jerawat, melasma, dan meratakan warna kulit.

Lifia mengeklaim produk baru MK Skin itu disambut antusias oleh konsumen. “Kami sampai kewalahan menghadapi permintaan (konsumen),” kata dia.

Menurut Lifia, MK Skin akan terus eksis karena sosok pendirinya, Maharani Kemala, sudah memiliki nama di dunia bisnis kosmetik dan kecantikan. Seperti diketahui, Maharani Kemala sebelumnya dikenal sebagai pendiri merek MS Glow bersama Shandy Purnamasari.

Setelah mundur dari MS Glow, Maharani kembali membuat jenama baru lewat MK Skin. “Beliau juga sudah hampir 10 tahun di dunia kecantikan. Meski sempat vakum, beliau memang passion ada di sini (bisnis kecantikan dan kosmetik),” imbuh Lifia.

Lifia mengatakan produk MK Skin dirancang untuk memenuhi kebutuhan perawatan wajah perempuan usia produktif, yakni dari usia 18 tahun hingga 40 tahun. Mayoritas pengguna produk MK Skin saat ini berasal dari konsumen di Pulau Jawa.

“Bali punya potensi, hanya kami belum bisa tracking untuk persentase dari penjualan kami. Tapi permintaan yang tercipta dampaknya cukup besar,” ujarnya.

Lifia mengakui banyak merek kosmetik lokal selain MK Skin yang juga memiliki konsumen tersendiri. Oleh karenanya, ia menyebut inovasi yang tiada henti adalah kunci agar dapat bersaing dengan jenama kosmetik lokal lainnya.

Produk MK Skin, dia berujar, menekankan pentingnya kualitas. Selain itu, MK Skin juga memperhatikan bahan baku kosmetik yang digunakan. Menurutnya, tipe kulit setiap orang membutuhkan perawatan dengan bahan kosmetik yang berbeda-beda.

Ingredient (bahan baku kosmetik) kami harus bedah satu-satu. Kami harus tahu (bahan baku kosmetik) yang ini fungsinya buat apa, dampaknya seperti apa untuk kulit wajah yang seperti ini dan itu,” kata Lifia.

Lifia menuturkan mempertimbangkan bahan baku kosmetik menjadi hal penting selain membuat kemasan produk yang menarik. Apalagi, dia melanjutkan, tingkat literasi konsumen terkait kandungan kosmetik yang digunakan semakin meningkat. Menurutnya, perubahan tren itu mulai terlihat sejak 2019.

“Sekarang customer itu sudah pintar, konsumen sekarang sudah ngerti ingredient. Mereka memilih produk berdasarkan ingredient-nya,” imbuhnya.

Selain bahan baku, para pengguna produk kecantikan juga mulai mempertimbangkan kemasan dan harga. Tak sedikit pula konsumen produk kosmetik lokal yang membanding-bandingkan dengan merek skincare luar negeri.

“Kalau dulu kan cuma lihat packaging. Bagus nih, terus ikutan teman. Ingredient brand luar dengan yang lokal sekarang sudah sama. Jadi, (dibanding produk kosmetik impor) harga (kosmetik dalam negeri) lebih rendah dan kualitasnya bersaing,” ujar Lifia.

Selain menjual produk kecantikan, MK Skin juga merambah klinik dan telah membuka gerai di sejumlah kota di Indonesia sejak Februari lalu. Klinik MS Skin saat ini dapat dijumpai di kawasan Kemang, Bintaro, Semarang, Makassar, dan Bali.

Lifia mengatakan MK Skin juga akan membuka klinik hingga ke wilayah terpencil untuk menarik konsumen dan menggaet lebih banyak distributor dan pengecer produk MK Skin. Klinik tersebut menjadi tempat konsumen berkonsultasi maupun melayangkan aduan jika produknya bermasalah.

Menurutnya, beberapa daerah seperti Banyuwangi dan Wonosobo juga menjadi pasar potensial bagi produk yang ditawarkan MK Skin. “Tapi menawarkannya dengan harga yang berbeda. Karena pastinya kami lakukan survei pasar,” kata Lifia.

Lifia mengatakan alasan pembukaan di sejumlah daerah kecil itu sebagai tempat penjualan produk asli MS Skin. Selain itu, sebagai tempat konsumen berkonsultasi dan melayangkan aduan jika produknya bermasalah.

“Yang penting produk kami diterima dulu, punya kualitas yang baik, baru ngomongin target,” tuturnya menirukan arahan Maharani Kemala.

Inovasi Adalah Kunci

Rambah Klinik Kecantikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *