Dinas Perhubungan (Dishub) Mataram tengah mengkaji pemasangan sistem kendali lalu lintas kendaraan atau area traffic control system (ATCS) di Bundaran Jempong, Jalan Lingkar Selatan, Kecamatan Sekarbela. ATCS merupakan pengendalian lalu lintas dengan menyelaraskan waktu lampu merah pada jaringan jalan raya sebuah kota.
Rencana pemasangan ATCS di Bundaran Jempong, Mataram, karena muncul titik kemacetan baru di area tersebut sejak beberapa pekan terakhir. Akibat kemacetan tersebut, banyak pengendara jalan terpaksa menunggu area jalan kembali normal dengan kisaran 30 menit sampai 1 jam.
Kepala Dishub Mataram, Zulkarwin, mengatakan pemasangan ATCS memerlukan kamera. Namun, kamera itu tidak bisa berdiri sendiri sehingga harus ada lampu dan kelengkapan alat di jalan guna mendukung untuk penguraian kemacetan.
“Misalkan saja ada kamera di lampu merah, lalu kami lihat ada kepadatan, kami bisa atur lampu hijaunya lebih lama, dan lampu merahnya lebih cepat. Pola itu yang sedang kami atur (untuk di simpang lima Jempong),” kata Zulkarwin di Mataram, Selasa (23/9/2025).
Selain kamera, Dishub Mataram juga tengah mengkaji pemasangan voice di Bundaran Jempong. Jika hasil kajian sesuai, Dishub Mataram akan menarik kabel optik dari Pagesangan sehingga Bundaran Jempong bisa tersambung ke pusat komando (command center).
“ATCS itu kan nama sistemnya, nanti kami lihat apakah taruh kamera atau voice juga. Kami kaji dulu,” beber Zulkarwin.
Namun, menurut Zulkarwin, pemasangan ATCS membutuhkan anggaran yang cukup besar. Pemasangan ATCS di satu persimpangan bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 500 juta.
“Simpang Tanak Aji itu saja perangkatnya Rp 500 juta. Tetapi, kalau untuk kamera saja, (anggarannya) bisa lebih murah,” terang Zulkarwin.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Mataram, Bambang Eko Yudarminto, menjelaskan idealnya di setiap persimpangan harus ada ATCS. Hanya saja, 25 dari total 38 persimpangan jalan di Mataram, belum dilengkapi ATCS.
“Idealnya memang di setiap persimpangan itu harus ada ATCS, apalagi di kota. Khusus untuk kamera, ATCS punya dua jenis kamera, yakni kamera PTZ dan kamera fix Kamera PTZ itu bisa berputar 360 derajat. Sementara kamera fix membutuhkan empat kamera untuk empat titik, itu yang membuat mahal kameranya,” kata Bambang.
Bambang mengklaim keberadaan ATCS sangat membantu kerja pemerintah dan kepolisian, terutama saat terjadi antrean kendaraan hingga mencari pelaku tabrak lari atau kecelakaan beruntun di jalan raya.
“Contohnya saja, ada kecelakaan di Simpang Empat Golkar (Jalan Sriwijaya), ATCS ada, tetapi ketika pelakunya lari ke arah selatan, sudah tidak ada lagi ATCS di Simpang Empat Gebang (Jalan Bung Karno),” jelas Bambang.






