Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram memasang pagar pada sejumlah taman kota di pintu masuk Bypass Mataram-Lombok Barat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerusakan taman akibat ulah sejumlah oknum, khususnya di sepanjang jalur bypass.
“Baru kita buat, karena taman kita disana rusak semua. Kami tanami bunga, diinjak-injak, dipakai duduku, digelarin tikar,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi, saat dikonfirmasi infoBali, Senin (29/12/2025).
Nizar menjelaskan, kerusakan taman terjadi karena area tersebut kerap dimanfaatkan warga dan pedagang untuk beraktivitas. Kondisi ini membuat fungsi taman kota tidak lagi sesuai peruntukannya.
Seperti diketahui, pintu masuk Bypass Mataram-Lobar kini dipenuhi puluhan hingga ratusan pedagang kaki lima (PKL). Mereka menjajakan beragam dagangan, mulai dari tahu tek-tek, bakso, rujak buah, es tebu, hingga kopi keliling. Ramainya aktivitas jual beli membuat area taman kota di sepanjang bypass berubah menjadi lokasi lapak hingga tempat makan para pembeli.
“Rusak, akhirnya dengan terpaksa kita pagarin, biar nggak rusak lagi taman kita,” ujar Nizar.
Untuk pemasangan pagar tersebut, DLH Kota Mataram mengalokasikan anggaran sekitar Rp 50 juta. “Sekitar Rp 50 juta,” jelasnya.
Langkah Pemkot Mataram ini mendapat respons positif dari warga. Komala Dewi, salah satu warga Mataram, menilai pemasangan pagar penting untuk menjaga taman kota agar tidak terus mengalami kerusakan.
“Bagus loh dipagarin begini, soalnya taman-taman disini suka rusak. Kadang taman-taman itu berubah jadi tempat makan-makan, dipasangi tikar sama pedagangnya, ada yang dipakai buat lokasi jualan. Kesan tamannya hilang, karena dari siang sampai malam berubah jadi lapak PKL,” katanya, Senin.
Pendapat serupa disampaikan Ikhsan, warga Mataram lainnya. Ia mendorong Pemkot Mataram agar memasang pagar di taman-taman kota lain yang dinilai rawan disalahgunakan.
“Semoga taman-taman lain dipagarin juga, sayang banget sama tanamannya kalau diinjak-injak. Malah jadi terkesan kumuh,” ujarnya.






