Pertamina Patra Niaga wilayah Jatimbalinus mengirimkan 16 sampel bahan bakar untuk diuji di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) di Jakarta. Langkah ini diambil menyusul keluhan sejumlah warga Bali terkait kendaraan yang mogok setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite.
Area Manager Communication and Relations Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyebut 16 sampel tersebut terdiri dari set yang ada di SPBU, tangki bahan bakar pelanggan, hingga set di terminal.
“Kami masih tunggu hasil uji lemigas. Mudah-mudahan 2-3 hari ini keluar,” kata Ahad saat dijumpai di Denpasar, Bali, Senin (23/6/2025).
Ahad menuturkan keluhan terkait penurunan performa kendaraan setelah diisi Pertalite muncul sejak seminggu terakhir. Pertamina pun mengambil langkah cepat melakukan koordinasi serta pengambilan sampel produk untuk diuji lebih lanjut.
“Kami harapkan nanti Lemigas bisa menjawab juga hasil ujinya seperti apa di masing-masing tahapan. Jadi, konsistensi kualitas dari kami selaku distributor sampai nanti yang menempel di filter bahan bakar ataupun tangki bahan bakar milik pelanggan,” ungkapnya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Ahad menyebut dugaan anomali ini sementara hanya ditemukan di Bali. Namun pihaknya tetap menyelidiki lebih jauh untuk mengetahui kemungkinan penyebab dan titik penyimpangan dari spesifikasi yang ditetapkan Direktorat Jenderal Migas.
Menurut Ahad, kasus serupa pernah terjadi di Cibinong pada 2024. Namun, temuan tersebut pada pengisian Pertamax.
“Berdasarkan laporan yang kami terima kendaraan yang mengalami penurunan performa terjadi pada produksi kendaraan di bawah tahun 2020,” tuturnya.
Ahad mengonfirmasi hingga kini ada 18-19 mobil maupun motor yang terdampak. Sementara sisanya masih dalam proses pemeriksaan.
Sembari menunggu hasil uji laboratorium, Pertamina membuka layanan respons cepat, termasuk hotline khusus dan helpdesk di 23 SPBU di Bali. Selain itu, delapan bengkel mitra juga telah disiapkan untuk menangani kendaraan yang terdampak.
“Masyarakat yang mengalami penurunan kendaraan pasca pengisian bahan bakar tadi silahkan menyampaikan informasi lewat kanal informasi. Saat ini bukan hanya lewat 135, tapi bisa lewat WhatsApp, email, ataupun aplikasi MyPertamina,” sebutnya.
Di sisi lain, Ahad mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait kejadian ini. Ia mengeklaim Pertamina terus menjaga kualitas dan kuantitas BBM di Bali. Terlebih pengecekan kualitas dan kuantitas dilakukan sebanyak tujuh tahapan setiap harinya.
“Sebagai antisipasi, jika memang mengalami penurunan performa kendaraan pasca pengisian BBM, silahkan lapor ke kanal resmi. Dengan melapor ke kanal resmi, semua akan jadi transparan,” pungkas Ahad.