Kekurangan Ruang Kelas, SMPN 8 Singaraja Terapkan Belajar Dua Shift

Posted on

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Singaraja masih menghadapi keterbatasan fasilitas meski sudah mendapat bantuan infrastruktur gedung. Sekolah yang berlokasi di kawasan pariwisata Lovina, Desa Kalibukbuk, ini kekurangan ruang kelas dan kursi belajar, sehingga proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sistem dua shift.

Saat iniSMPN 8Singaraja memiliki 10 ruang belajar aktif. Untuk mengatasi kekurangan, sekolah terpaksa mengoptimalkan laboratoriumIPA dan TIK sebagai ruang kelas tambahan.

“Kami punya 24 rombongan belajar, masing-masing 40 sampai 42 siswa. Total jumlah siswa sekarang 910 orang,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Ni Made Arisani, Senin (3/11/2025).

Sekolah yang berdiri sejak 2017 ini terus kebanjiran pendaftar. Setiap angkatan memiliki delapan kelas, sementara ketersediaan ruang kelas masih jauh dari ideal.

“Dari 2017, jumlah siswa terus membludak. Jadi kami masih dua shift, belum bisa satu shift karena ruangnya kurang,” katanya.

Tak hanya kekurangan ruang belajar, ruang guru pun belum memadai. Para guru harus berbagi tempat dengan tenaga administrasi.

“Ruang guru kami terbatas. Bangunan yang ada khusus untuk administrasi, jadi sementara kami numpang di ruang itu,” jelasnya.

Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra meninjau proyek di SMP Negeri 8 Singaraja, Senin (3/11/2025). Peninjauan dilakukan untuk memastikan proses pembangunan sarana dan prasarana pendidikan berjalan sesuai rencana.

Sutjidra mengatakan Pemkab Buleleng berkomitmen terus meningkatkan fasilitas pendidikan, termasuk di SMPN 8 Singaraja yang berada di kawasan pariwisata Lovina dan kini banyak diminati masyarakat.

“Gedungnya memang masih kurang, makanya kami revitalisasi. Peminatnya tinggi, sekarang siswanya sudah lebih dari 900 orang, padahal sekolah ini masih tergolong baru,” ujar Sutjidra.

Ia menambahkan, penataan lanjutan akan dilakukan dengan melibatkan komite sekolah agar pemenuhan fasilitas bisa dipercepat. Namun, Sutjidra menyebut pembangunan di lokasi tersebut memiliki tantangan tersendiri karena kondisi tanah yang keras dan berbatu.

“Kontur tanahnya stabil tapi bertingkat atau terasering. Agak sulit memang, tapi kalau ditata dengan baik, kawasan ini masih sangat potensial untuk dikembangkan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *