Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Barat mencatat sebanyak 658 kasus Tuberkulosis (TBC) ditemukan hingga Mei 2025. Angka ini masih jauh dari target temuan sebanyak 3.114 kasus sepanjang tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Barat, Suhaili, mengatakan target temuan ini harus dicapai melalui pemeriksaan massal. Sebanyak 16.700 warga ditargetkan menjalani skrining pada 2025.
“Hingga bulan Mei 6.680 masyarakat (sudah di screening). Ketemu kasusnya itu sebanyak 21,3 persen, kalau misal target kami 3.114, jadi sekitar 653 kasus,” imbuh Suhaili, Jumat (4/7/2025).
Ia menjelaskan masih ada enam bulan ke depan untuk mengejar sisa target temuan. Target tersebut, kata Suhaili, merupakan arahan langsung dari Kementerian Kesehatan yang didistribusikan ke provinsi dan kabupaten.
“Kan ini kalau pusat itu ngasih gelontoran itu, di NTB harus sekian kasusnya yang ketemu, nah ini kemudian dari provinsi yang bagi ke kabupaten,” tutur Suhaili.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Zulkipli, menyebut penemuan kasus positif TBC harus terus ditingkatkan setiap tahun. Ia mengibaratkan kasus TBC sebagai fenomena gunung es.
“Nah maka upaya pada saat ini adalah, dari tahun ke tahun temukan sebanyak-banyaknya untuk diobati. Karena hanya dengan mengobati yang sakit inilah agar tidak terjadi penularan,” sambungnya.
Menurut Zulkipli, jika hanya fokus pada pengobatan tanpa penemuan kasus baru, potensi penularan akan tetap tinggi.
Lebih lanjut, Zulkipli menyebut rumah tidak layak huni menjadi salah satu penyebab munculnya TBC. Pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas PUTR dan Permukiman Lombok Barat untuk mengatasi hal ini.
“Kami sedang kerja samakan dengan OPD-OPD terkait, agar penderita-penderita TBC ini nanti menjadi sasaran untuk kalau ada di PU misalnya atau Perkim untuk pembangunan rumah layak huni. Jadi orang-orang ini kan tinggal di rumah tidak layak huni,” jelas Zulkipli.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.