Kasus Positif COVID-19 Naik, Pemkot Mataram Imbau Warga Tak Panik

Posted on

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kenaikan proporsi kasus positif COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan laporan pengawasan kasus influenza dan COVID-19 per 18 Oktober 2025 atau minggu ke-42, proporsi kasus positif naik menjadi 3 persen dari sebelumnya 1 persen.

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang, meminta warga tidak panik menanggapi kemunculan varian baru COVID-19. Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan menerapkan langkah pencegahan.

“Kami minta warga jangan panik (karena kehadiran varian COVID jenis baru ini), tentu kita harus antisipasi manakala potensi itu (terjadi di Mataram). Manakala terjadi terdapat gejala-gejala itu, COVID-19 jenis baru, kita bisa mengantisipasinya dengan menggunakan masker,” kata Martawang di Mataram, Rabu (29/10/2025).

Martawang berharap varian baru COVID-19 tidak sampai masuk ke Mataram, apalagi saat ini cuaca di kota tersebut tidak menentu.

“Mudah-mudahan tidak sampai masuk (ke Mataram), (apalagi sekarang) anomali cuaca, hujan, panas, berubah-ubah. Karena cuaca seperti ini (mudah) berkembangnya DBD, ISPA dan masih banyak lagi. Semoga tidak sampai masuk lah ke sini,” ujarnya.

Ia juga mengimbau warga agar menerapkan pola hidup sehat, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat merasa kurang sehat untuk mencegah penularan.

“Jadi kami minta warga sering cuci tangan, pakai masker sesuai SOP, dan hidup sehat. Namun, jika ada gejala-gejala yang dicurigai, warga bisa datang ke faskes terdekat, dan jangan lupa gunakan masker,” tuturnya.

Galih, salah satu warga Mataram, mengaku khawatir dengan kabar kemunculan COVID-19 jenis baru.

“Khawatir sih, tapi sebisa mungkin kita pakai masker kalau di luar rumah. Ini bentuk kita mengantisipasi lah,” katanya, Rabu.

Sebelumnya, berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 6-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan ditemukan 11 kasus positif COVID-19. Kasus terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

Kemenkes melaporkan, varian yang mendominasi di Indonesia adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), dan XFG 3.4.3 (14 persen) pada Agustus 2025.

“Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” kata laporan Kemenkes, dikutip dari infoHealth, Jumat (24/10/2024).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan LF.7 merupakan subvarian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Gujarat, India.

“Diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Variant Under Monitoring,” katanya.

Aji menambahkan, gejala LF.7 serupa dengan varian COVID-19 lainnya dan mirip flu biasa. Varian ini juga tergolong lebih ringan dibandingkan varian Delta.

Meski demikian, lanjut Aji, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit penyerta.

“Mirip flu biasa tapi perlu waspada untuk kelompok rentan,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *