Otoritas Pelabuhan Celukan Bawang mengimbau agar proses evakuasi endapan minyak di kapal Floating Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas dihentikan sementara. Imbauan ini dikeluarkan setelah kapal tanker tersebut mengalami kemiringan sekitar 3-5 derajat yang dinilai berisiko terhadap keamanan kapal dan keselamatan kerja.
Kepala KSOP Celukan Bawang, Taufikur Rahman, mengatakan pihaknya secara visual melihat kapal miring ke kanan. Karena itu, pihaknya langsung menyurati Pertamina selaku pemilik kapal serta PT Tenang Jaya sebagai pelaksana kegiatan di kapal tersebut.
“Secara visual, kita lihat kapal memang miring ke kanan. Kami sudah bersurat kepada Pertamina dan PT Tenang Jaya agar sementara menghentikan pekerjaan untuk menjamin keselamatan kapal dan keselamatan kerja,” ujar Taufikur, Sabtu (1/11/2025).
Taufikur memastikan sejauh ini belum ditemukan adanya kebocoran minyak dari kapal tersebut. Berdasarkan laporan dari Pertamina, kemiringan disebabkan oleh adanya genangan air hujan di sisi kanan kapal.
“Informasi dari Pertamina, air itu berasal dari hujan dan mengendap di sisi kanan palka kapal. Sementara pekerjaan pembersihan dilakukan di sisi kiri, jadi kapal agak miring,” jelasnya.
KSOP bersama Pertamina dijadwalkan melakukan pemeriksaan bersama pada Senin (3/11/2025) untuk memastikan kondisi kapal dari dalam. Selain itu, patroli laut juga akan dilakukan di sekitar kapal guna memastikan tidak ada tumpahan minyak ke laut.
“Kalau dari luar belum terlihat ada tumpahan minyak. Namun sore ini kita akan patroli di sekitar kapal untuk memastikan. Kalau memang ada indikasi kebocoran, ya terpaksa kita hentikan,” tegasnya.
Sebelumnya, endapan minyak di dalam kapal tanker FSO Cinta Natomas direncanakan dievakuasi. Kapal yang telah bersandar di Jetty Curah Cair, Pelabuhan Celukan Bawang, Buleleng, sejak 2018 itu kini dalam kondisi miring. Meski begitu, kapal tersebut diklaim tidak pernah mengalami kebocoran sejak bersandar.






