Pengelola konservasi burung jalak bali di Kampoeng Jalak Bali, Banjar Tingkih Kerep, Desa Tengkudak, Penebel, Tabanan, mewaspadai ular king cobra yang merajalela di Tabanan. Pasalnya, sewaktu-waktu ular berbisa tersebut bisa saja memangsa burung langka endemik Pulau Dewata tersebut.
Terlebih, beberapa hari lalu ditemukan induk king kobra bersarang di wilayah Banjar Tingkih Kerep. Burung jalak bali di tempat ini memang sengaja dilepasliarkan dan dibiarkan terbang bebas di alam liar.
Yayasan Friend of Nature People & Forest (FNPF) yang menaungi konservasi jalak bali di Banjar Tingkih Kerep mengakui sampai sekarang memang belum ada laporan burung jalak yang dimangsa king cobra. Namun, pengelola tetap waspada.
“Sampai sekarang tidak ada burung yang dimangsa baik indukan maupun anakannya. Dan semoga tidak terjadi,” kata Staf Monitoring Yayasan FNPF, I Wayan Yudi Artana, saat dikonfirmasi infoBali, Senin (10/11/2025).
Budi Artana membenarkan jika king cobra sedang merebak di belantara hutan Penebel. Menurutnya, sekarang memang masa bertelur ular dengan bisa tinggi nan mematikan itu. Untuk itu, butuh kewaspadaan tinggi agar jalak bali ini tetap lestari dan terhindar dari predator di alam liar.
Di luar hal itu, Yudi Artana mengatakan populasi jalak Bali kini sudah mulai bertambah. Dari pantauannya, terdapat tiga koloni dengan jumlah burung mencapai 10-15 ekor. Hanya saja, di musim penghujan saat ini perkembangbiakan jalak Bbali sedikit tersendat karena faktor kelembapan udara.
“Karena lembap jarang ada telur yang menetas. Kalau musim kemarau biasanya dua sampai tiga ekor yang jadi,” imbuhnya.
Keberadaan Kampoeng Jalak Bali saat ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kecamatan Penebel. Dulu saat masih awal berdiri, biasanya didatangi wisatawan saat weekend atau akhir pekan.
“Sekarang saat mulai dikenal, hari-hari biasa mulai dikunjungi wisatawan maupun pencinta burung,” tandas Yudi.






