Juara Stunting Terendah Nasional, Klungkung dan Gianyar Raih Insentif Rp 5,6 M

Posted on

Kabupaten Klungkung dinobatkan sebagai kabupaten/kota dengan angka prevalensi stunting terendah se-Indonesia. Penghargaan ini diumumkan dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

“Dengan bangga saya mengumumkan bahwa Kabupaten Klungkung menjadi prevalensi stunting terendah nomor 1 di Indonesia. Mohon doanya semoga bisa dipertahankan dan berikutnya kita berharap penurunan dari tahun ke tahun lebih rendah,” ucap Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra di sela rapat paripurna di Ruang Sidang DPRD Klungkung, Rabu (12/11/2025).

Atas capaian tersebut, Bupati Klungkung I Made Satria bersama Kepala Dinas Kesehatan I Gusti Ayu Ratna Dwijawati yang hadir langsung di Jakarta menerima insentif fiskal dari pemerintah pusat senilai Rp 5,6 miliar.

Ratna menjelaskan penilaian berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kabupaten Klungkung sendiri telah menunjukan tren positif dengan menurunnya angka stunting tiap tahun sejak 2021.

Adapun pada 2021, prevalensinya terbilang cukup tinggi yakni, 19,4 persen. Kemudian, 2022 menurun pada angka 7,7 persen dan kembali turun pada 2023 dengan 4,9 persen. Terakhir, pada 2024 memperoleh angka 5,1 persen.

“Ini bentuk apresiasi pemerintah. Kita mampu berturut-turut stunting terendah di Bali dan 2024, kita terendahnya di Indonesia. Bukan data dari 2025. EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) kita 2025 malah sudah turun di angka 3,19 tapi itu rilis resminya akhir tahun,” jelas Ratna dihubungi infoBali, Rabu.

Kunci keberhasilan Kabupaten Klungkung, Ratna berujar, adalah langkah kolaboratif dari pemerintah hingga masyarakat dalam pelaksanaan program posyandu siklus hidup maupun program pencegahan anemia pada remaja putri.

Ratna menuturkan bahwa penyelenggaraan posyandu efektif dalam mendeteksi dini stunting sehingga tenaga medis melakukan intervensi lebih lanjut. Bahkan jangkauan meluas sejak ibu mengandung, masa kanak-kanak, remaja, hingga lansia.

Misalnya pada remaja putri, Ratna menjelaskan telah rutin memberikan tablet tambah darah setiap hari Jumat dan Sabtu. Pemantauan dan pemeriksaan oleh tenaga medis ke sekolah-sekolah juga diberlakukan tiap bulannya. Tujuannya, mencegah anemia pada perempuan guna menyiapkan calon ibu yang sehat.

Nilai kolaboratif ini tidak terbatas pada internal OPD di Klungkung, Pemkab Klungkung juga membuka ruang diskusi bagi pemerintah kabupaten/kota lain baik dengan mendatangi Klungkung maupun secara daring.

Ratna juga mengapresiasi apabila programnya diadopsi pemerintah pusat dan menjadi percontohan daerah lain. Apalagi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjelaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini dilengkapi tablet tambah darah. Namun, ini baru berlaku untuk sekolah di Salatiga.

“Mungkin juga, bisa itu (diadopsi). Kami masih menunggu arahan lebih jelas. Baru tahu secara umumnya. Teknis lebih di bawah, kita tunggu arahannya,” tutup Ratna.

Gianyar Jadi Daerah dengan Stunting Terendah Kedua Nasional

Kabupaten Gianyar menempati posisi kedua sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia setelah Klungkung. Berdasarkan data tahun 2024, angka stunting di Gianyar tercatat hanya 5,4 persen.

Atas capaian tersebut, Pemerintah KabupatenGianyar juga menerima insentif fiskal sebesar Rp 5,6 miliar dari pemerintah pusat sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan menurunkan angka stunting.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam upaya mewujudkan generasi Gianyar yang sehat dan bebas stunting.

“Saya mengapresiasi atas kinerja seluruh pihak yang telah berkontribusi atas capaian ini. Mari jadikan ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja dengan target tahun 2026 dapat menurunkan prevalensi stunting di bawah 4,5 persen,” harap Mahayastra kepada infoBali, Rabu (12/11/2025).

Sekda Gianyar Gusti Bagus Adi Widhya Utama selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gianyar menambahkan bahwa capaian tersebut tidak terlepas dari hasil kerja kolaboratif seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) serta para tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan dukungan masyarakat.

“Keberhasilan ini sekaligus menegaskan komitmen pimpinan dan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam mendukung visi Indonesia emas tahun 2045 melalui pembangunan sumber daya manusia yang sehat cerdas dan produktif,” kata Gusti Adi.