Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapadala, Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/8/2025).
Ibadah pemakaman itu dipimpin oleh Pendeta Lenni Utomo Walunguru dan dihadiri oleh ratusan masyarakat dan TNI serta sejumlah pihak di rumah duka yang terletak di asrama tentara Kuanino, RT 27, RW 06, Kecamatan Kota Raja.
Kini ibadah tersebut berlangsung khidmat dan diiringi nyanyian lagu rohani Kristen Protestan yang dipersembahkan oleh keluarga dan pemuda/pemudi dari Gereja GMIT Batu Karang Kupang.
“Hari ini pemakaman di TPU Kapadala,” ujar Ketua RW 06, Letda Agapito Xaverius Freitas, di sela-sela ibadah pemakaman, Sabtu.
Ayah Lucky, Sersan Mayor Christian Namo, menjelaskan proses pemakamannya baru dilakukan pada hari ini karena keluarga masih menunggu kedatangan kakak perempuannya, Lusi Namo, dari Ende.
“Kakaknya baru tiba pagi tadi karena selama ini bekerja di Ende,” jelas Christian.
Christian menegaskan proses hukum terhadap para pelaku penganiayaan dan penyiksaan terhadap Lucky harus tetap berjalan tanpa alasan agar keluarga mendapat kepastian hukum.
“Proses hukumnya harus dilakukan secara transparan agar kami mendapat keadilan,” pungkas Christian.
Sebelumnya, nyawa Prada Lucky Chepril Saputra Namo melayang setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Mbay, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemuda berusia 23 tahun itu diduga sempat dianiaya oleh seniornya sesama prajurit TNI.
Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana menyebut tim investigasi sedang menyelidiki penyebab kematian anggota Batalyon Teritorial Pembangunan 834, Waka Nga Mere, Nagakeo, itu. Sebanyak 20 anggota TNI AD turut diperiksa oleh tim investigasi yang terdiri dari Sub Detasemen Polisi Militer (Sudenpom) Kupang dan intelijen
“Informasi yang kami terima ada 20 orang, tapi dalam kapasitas dimintai keterangan. Keputusan akhirnya kita lari kepada proses yang berlaku di tim investigasi,” ujar Wakapendam IX/Udayana, Letkol Infanteri Amir Syarifudin, saat konferensi pers di Denpasar, Jumat (8/8/2025).
Amir menuturkan empat dari 20 prajurit yang dimintai keterangan itu telah diamankan. Namun, dia belum mengetahui peran keempat prajurit itu dalam kasus kematian Prada Lucky. Dia hanya memastikan keempatnya bertugas di kesatuan yang sama dengan Prada Lucky.