Jembatan Jala di Desa Nggembe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang roboh diduga akibat terjangan banjir akan mendapatkan prioritas perbaikan pada 2026. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 9 miliar.
“Insyaallah dilaksanakan (diperbaiki) di 2026 karena sudah masuk layanan aspek prioritas,” ucap Kepala Desa (Kades) Nggembe, Yusuf, kepada infoBali, Senin, (10/11/2025).
Prioritas perbaikan Jembatan Jala pada 2026, tutur Yusuf, disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Adel Linggi Ardi. Hal itu menindaklanjuti surat permohonan perbaikan jembatan yang diajukan Pemerintah Desa (Pemdes) Nggembe.
Yusuf mengatakan Pemdes Nggembe sudah melayangkan surat permohonan pengajuan perbaikan pada 13 Oktober 2025 dan direspons oleh Sekda Kabupaten Bima pada 30 Oktober 2025. Artinya, pengajuan perbaikan sudah dilakukan sebelum jembatan roboh diterjang luapan banjir,
“Pemkab Bima merespons cepat dan menjadikan kegiatan prioritas di awal 2026,” jelas Yusuf.
Menurut Yusuf, jembatan Jala adalah salah satu alternatif penghubung beberapa wilayah di Kecamatan Bolo, Soromandi, dan Donggo. Namun, jembatan itu mengalami kerusakan, retak hingga penurunan fisik yang cukup signifikan sejak lama.
“Kondisi jembatan seperti menghambat akses lalu lintas warga. Untuk saat ini jembatan tak bisa dilalui setelah roboh belum lama ini,” terang Yusuf.
Sekda Kabupaten Bima, Adel mengakui perbaikan jembatan Daru Jala- Nggembe II akan dilaksanakan pada 2026. Bahkan, sudah masuk dalam daftar usulan dukungan subkegiatan pada aspek layanan prioritas pada 2026 di Kabupaten Bima.
“Iya, seperti itu (jadi prioritas perbaikan di 2026),” tegas Adel.
Adel menambahkan perbaikan jembatan masuk dalam program penyelenggaraan jalan dengan nama kegiatan rehabilitasi. Volume pengerjaannya mencapai 25 meter.
“Alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp 9 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Bima 2026,” ungkap Adel.






