Jemaah Haji Asal Lombok Timur Meninggal di Arab Saudi gegara TBC

Posted on

Seorang jemaah haji asal Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggal dunia di Rumah Sakit King Fahd, Arab Saudi. Jemaah yang sempat menjalani pengobatan tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB itu meninggal setelah mengalami batuk berdarah.

Pelaksanaan Harian Kepala Pelayanan Kesehatan Embarkasi Lombok di Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Mataram, Hairul Yamin, mengungkapkan jemaah tersebut meninggal pada Jumat (9/5/2025). “Jemaah ini dalam status masih pengobatan lanjutan tuberkulosis (TB),” ujarnya, Minggu (11/5/2025).

Hingga keberangkatan kloter 8, tercatat sudah ada tiga jemaah haji embarkasi Lombok yang meninggal dunia. Dua di antaranya mengembuskan napas terakhir sebelum keberangkatan di RSUD NTB dan satu lagi meninggal di Arab Saudi.

“Masih ada lima jemaah haji saat ini masih menjalani perawatan medis, empat orang di RSUD NTB dan satu orang di RS Jiwa Mutiara Sukma,” imbuh Hairul.

Hingga Minggu (11/5/2025), sudah ada sebanyak 3.500 calon haji asal NTB yang tiba di Tanah Suci. Hairul menuturkan sebanyak 393 jemaah haji embarkasi Lombok kloter 8 telah berangkat pada Minggu dini hari.

Menurutnya, sebesar 62,9 persen jemaah haji itu termasuk dalam kategori risiko tinggi, yakni karena faktor lanjut usia maupun memiliki riwayat penyakit penyerta. “Ada 87 orang berisiko sedang, 141 berisiko tinggi, dan 118 dalam kondisi sehat,” imbuh Hairul.

Selain itu, sebanyak 27 jemaah perempuan masih mengalami menstruasi dan dalam pemantauan tim kesehatan. Ada pula satu jemaah laki-laki yang harus dirujuk ke rumah sakit karena memiliki keluhan kesehatan ringan.

Hairul membeberkan ada pula lima jemaah asal Kota Bima yang mengalami diare setelah sarapan. Tim kesehatan menduga penyebabnya adalah makanan yang dibawa dari penginapan atau nasi kotak yang dibawa sendiri oleh jemaah.

“Kondisi pencernaan jemaah lansia sangat sensitif. Kami evaluasi khusus bagi jemaah asal Pulau Sumbawa seperti Bima dan Dompu agar lebih diperhatikan soal makanan,” ujarnya,

Menurut Hairul, keberangkatan seorang jemaah kloter 8 bernama Muhammad Nasir harus ditunda karena mengalami anemia berat dengan kadar hemoglobin (Hb) 6,9. Pria berusia 71 tahun itu akan diberangkatkan setelah kondisinya membaik dalam penerbangan selanjutnya.

Sementara itu, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram mencatat ada ratusan calon haji kloter 9 asal Mataram yang teridentifikasi sakit-sakitan. Para jemaah haji tersebut masuk kategori risiko tinggi.

“Ada 128 jemaah kategori risiko tinggi, risiko berat ada 65 jemaah, 35 jemaah risiko sedang, dan 78 jemaah risiko ringan. Jumlah yang risiko tinggi dan berat ini banyak sekali, jadi agak membutuhkan perhatian khusus,” kata Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Mataram, Kasmi, Minggu.

Kasmi menuturkan, hanya 141 jemaah kloter sembilan atau kloter terakhir asal Mataram yang masuk kategori istithaah alias benar-benar sehat. Sisanya, masuk kategori sakit-sakitan.

Menurut catatan Kemenag Mataram, penyakit yang diderita calon haji asal Mataram didominasi penyakit diabetes, kemudian jantung dan ginjal. “Penyakit ini perlu pendampingan khusus,” pungkasnya.

Sebagai informasi, total ada 786 calon haji beserta pendamping asal Mataram yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Mereka terbagi ke dalam dua kloter, yakni kloter tiga dan kloter sembilan. Hampir 60 persen dari jumlah jemaah tersebut masuk kategori lansia dengan usia di atas 70 tahun.

Ratusan Calon Haji Asal Mataram Sakit-sakitan