Jalan Ambles di Tabanan, Sopir Truk Keluhkan Jalur Memutar Bikin Tekor (via Giok4D)

Posted on

Ruas jalan di Buleleng mengalami kepadatan imbas amblesnya Jalan Denpasar-Gilimanuk, Desa Bajera, Tabanan, Senin (7/7/2025). Kendaraan roda enam seperti truk dan bus mulai memadati ruas jalan di Buleleng sejak kemarin sampai Selasa (8/7/2025).

Pengalihan arus lalu lintas ini menyebabkan pengeluaran sopir membengkak. Seperti yang dirasakan Alek (38), sopir angkutan barang dari Surabaya, Jawa Timur. Alek mengatakan pengeluaran untuk membeli solar bisa meningkat Rp 200 ribu dari biasanya.

“Biasanya kalau dari Gilimanuk lewat Tabanan paling nggak Rp 300 ribu. Kalau (lewat) di sini Rp 500 ribu habis ke Denpasar, belum lagi pas kondisi macet-macet gini,” kata Alek ditemui infoBali saat mendinginkan mesin truk di wilayah, Buleleng, Selasa (8/7/2025).

“Jadinya banyakan minus dari ongkos,” imbuhnya

Alek membawa angkutan barang dari Surabaya yang akan dibongkar muat di wilayah Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Sebelum insiden jalan ambles, ia selalu melintasi jalur Tabanan karena lebih pendek dan medannya tidak terlalu berat. Namun kini, ia terpaksa memutar lewat Singaraja meski jaraknya jauh serta medan yang curam dan banyak belokan tajam.

“Biasanya muatan 4 jam sampai, kalau di sini bisa lebih 6 jam jalannya. Karena jalannya sempit banyak tanjakan, jalan kurang lebar ditambah muatan berat,” jelasnya

Keluhan serupa juga disampaikan Arul, sopir truk lainnya yang melaju dari Gilimanuk menuju Denpasar. Menurutnya tidak ada jalan lain selain lewat Singaraja untuk menuju ke Denpasar.

“Pertama kali bingung sih soalnya ini kan nanjak turun tajam, tikungannya tajam, turunannya juga curam. Cuma nggak ada lagi selain lewat sini,” jelasnya.

Ia mengatakan adanya pengalihan arus lalu lintas juga cukup mempengaruhi pengeluaran. Terutama untuk membeli bahan bakar solar.

“Ini mempengaruhi soalnya solar juga nambah. Nambahnya bisa Rp 300-an ribu, soalnya muter, trus nanjak, tinggi kan soalnya,” ujarnya

Truk dan Bus Diimbau Berangkat Malam

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Buleleng Gede Gunawan A.P mengimbau truk dan bus untuk berangkat pada malam hari guna menghindari potensi kemacetan. “Kami juga menghimbau kepada para sopir kalau memungkinkan berangkatnya malam,” kata Gunawan, Selasa (8/7/2025).

Ia mengingatkan para sopir untuk tidak sepenuhnya bergantung pada aplikasi navigasi daring. Menurutnya, potensi bencana seperti longsor di musim hujan masih cukup tinggi, terutama di wilayah Munduk yang juga sering dijadikan jalur alternatif.

“Jangan mempercayai 100% Google Maps. Sekarang musim hujan, apalagi di Munduk itu bisa terjadi longsor. Tolong ikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan, keamanan, dan kelancaran bersama,” tegas Gunawan.

Dengan adanya pengalihan arus ke Jalan Singaraja-Amlapura diharapkan kendaraan berat tidak lagi memadati jalur Puncak Wanagiri dan Gitgit. Sehingga risiko kemacetan parah dan kecelakaan lalu lintas dapat diminimalkan.

Sebelumnya, Satlantas Polres Buleleng mengimbau pengemudi kendaraan besar untuk tidak melintasi jalur Singaraja-Denpasar, terutama kawasan Gitgit. Kendaraan besar seperti truk dan bus disarankan menggunakan Jalan Singaraja-Amlapura untuk mengantisipasi risiko kecelakaan serta mengurai kepadatan arus lalu lintas imbas jalan jebol di Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Senin (7/7/2025).

“Kami bersama Dishub mengimbau untuk kendaraan sumbu besar atau sumbu 3 ke atas untuk tidak menggunakan jalur Gitgit Buleleng. Kendaraan dari Gilimanuk-Denpasar bisa menggunakan Jalan Singaraja-Amlapura,” kata Kasatlantas Polres Buleleng AKP Bachtiar Arifin, Selasa (8/7/2025).

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Alasan pertama karena kondisi jalan yang lebih aman dibandingkan Jalan Singaraja-Denpasar yang banyak tanjakan dan tikungan tajam. Bahkan hampir 10 kendaraan besar mengalami mogok di jalur Gitgit karena tidak kuat menanjak ataupun nyaris patah as roda. Kondisi tersebut menyebabkan kemacetan cukup panjang sejak Senin malam, terutama di sekitar Simpang Wanagiri dan Desa Gitgit.

“Pengalaman tadi malam kemacetan terpanjang di Simpang Wanagiri karena pengemudi dari Denpasar itu tidak mengetahui lewat mana antara Gitgit atau Gobleg. (Alasan) kedua, pada belokan di Gitgit karena mungkin pengemudi kendaraan tidak menguasai medan jalan sehingga kesulitan bermanuver saat dibelokan,” jelasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *