Kementerian Agama telah menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 Hijriyah pada Jumat, 6 Juni 2025. Keputusan ini berdasarkan metode hisab rukyah yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Lantas, jam berapa salat Idul Adha 2025? Simak penjelasan yang telah dirangkum infoBali dari berbagai sumber.
Salat Idul Adha disunnahkan dilakukan setelah matahari terbit dan naik setinggi tombak, atau kurang lebih 15 hingga 20 menit setelah matahari terbit. Waktu ini disebut dengan istilah “isyrāq”, dan berbeda di setiap wilayah tergantung pada posisi geografis dan zona waktunya.
Secara umum, berikut estimasi waktu salat Idul Adha di beberapa zona waktu di Indonesia:
• Waktu Indonesia Barat (WIB): pukul 06.30 – 07.00 WIB
• Waktu Indonesia Tengah (Wita): pukul 07.00 – 07.30 Wita
• Waktu Indonesia Timur (WIT): pukul 07.30 – 08.00 WIT
Bali berada dalam zona Waktu Indonesia Tengah (Wita), satu jam lebih cepat dibandingkan Waktu Indonesia Barat (WIB). Biasanya, pelaksanaan salat Id di wilayah Bali seperti Denpasar dimulai sekitar pukul 07.00 Wita, setelah matahari terbit dan cukup tinggi di atas ufuk.
Namun, waktu pelaksanaan bisa sedikit berbeda di tiap lokasi tergantung panitia penyelenggara salat Idul Adha di masing-masing masjid atau lapangan.
Dikutip dari NU Online, berikut tata cara dan salah Id secara tertib sebagaimana disarikan dari kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus.
Pertama, salat Id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushalli sunnatan li ‘idil adha imaman/makmuman” jika menjadi makmum, memakai makmuman.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Artinya: Aku berniat salat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana salat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya: Allah Maha besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha suci Allah, baik waktu pagi dan petang.
Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha besar.
Ketiga, membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A’la. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allahu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua di atas. Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca Surat al-Ghasyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Kelima, setelah salam, jamaah tidak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila salat Id ditunaikan tidak secara berjamaah.