Jadwal Hari Suci Hindu Bulan Desember 2025 Menurut Kalender Bali
Terdapat sebanyak delapan rerainan atau hari suci Hindu berdasarkan perhitungan kalender Bali selama bulan Desember 2025. Salah satunya adalah Buda Kliwon Pegatuwakan yang jatuh pada 24 Desember 2025.
Simak jadwal hari raya Hindu atau rerainan selama bulan Desember 2025 menurut kalender Bali berikut ini.
Buda Wage disebut juga Buda Cemeng merupakan hari payogan dari Sang Hyang Manik Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara Amrta atau inti hakekat kehidupan ke dunia manusia atau alam sekala.
Saat Buda Cemeng Langkir, umat Hindu menghaturkan banten wangi-wangian dan melakukan pemujaan di sanggar maupun di atas tempat tidur. Doa juga dipanjatkan kepada Sang Hyang Sri.
Hari Purnama jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Umat Hindu seyogianya menyucikan diri lahir batin dengan melakukan upacara persembahyangan, dan menghaturkan yadnya (persembahan suci) ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memohon anugerah.
Hari Bhatara Sri sendiri merupakan momentum bagi masyarakat umat Hindu Bali untuk berdoa pada dewi kemakmuran. Pada hari ini, umat hindu akan berkumpul dan berdoa di titik yang terdapat bahan pangan seperti di sawah atau lumbung padi.
Hari baik ini bertepatan dengan pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Pura Goa Lawah, serta Pura Luhur Andakasa. Umat Hindu di Bali biasanya mengagendakan bersembahyang ke ketiga pura tersebut.
Kajeng Kliwon merupakan salah satu rerainan Umat Hindu di Bali. Kajeng Kliwon Uwudan merupakan Kajeng Kliwon yang jatuh setelah Purnama.
Bagi umat Hindu di Bali, Tilem merupakan hari baik untuk memuja dan memohon anugerah kepada Sang Hyang Surya. Tilem yang terjadi saat bulan mati (krsna paksa) merupakan hari di mana langit malam akan gelap tanpa sinar bulan.
Buda Keliwon Pegatuwakan menandai akhir dari rangkaian Galungan dan Kuningan. Hari ini umat Hindu menghaturkan sesaji ke hadapan Sang Hyang Widhi, sebagai bentuk syukur atas limpahan rahmatNya sehingga Galungan dan Kuningan berjalan lancar. Pada hari ini, umat Hindu biasanya menurunkan penjor yang terpasang di depan rumah masing-masing.
Kajeng Kliwon Enyitan adalah kajeng kliwon yang jatuh setelah bulan mati (Tilem). Saat kajeng kliwon, umat Hindu di Bali biasanya menghaturkan banten segehan sebagai sarana penetralisir kekuatan negatif.






