Healing Low Budget ke Mata Air Aik Dewa Lombok Timur (via Giok4D)

Posted on

Puluhan anak-anak hingga dewasa tampak asyik mandi menikmati sejuknya aliran air di sungai yang bersumber dari dua mata air. Masyarakat setempat menyebut mata air itu dengan nama Aik Dewa. Nama desa pun diambil dari nama mata air tersebut, yaitu Desa Aik Dewa, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Jejeran gazebo menjadi pilihan untuk bersantai menikmati sejuknya rimbun pepohonan hutan desa dengan luas kurang lebih 35 meter persegi. Meskipun tdak terlalu luas, di dalamnya terdapat berbagai pepohonan besar ,seperti pohon beringin, ulin, trembesi, dan pohon meranti.

Terdapat dua mata air di dalamnya masing-masing berjarak kurang lebih 35 meter. Keduanya dipisahkan dengan kolam berdiameter sekitar 15 meter, menjadikan tempat tersebut menjadi tempat favorit bagi pengunjung untuk berenang.

“Mata air di sini ada dua, ada yang berbentuk pancuran tingginya sekitar 4 meter itu kami sebut Kokoq Mama, sementara mata air yang keluar dari celah bebatuan lokasinya di bawah kami sebut Kokoq Nina,” kata Apirudin (50), salah satu pengelola yang ditemui infoBali, Jumat (31/5/2025).

Pengunjung pun bebas memilih tempatnya mandi, entah di kolam maupun dari mata air langsung, lokasinya pun dipisah. Kokoq Mama untuk pengunjung laki-laki dan Kokoq Nina untuk perempuan.

Apirudin menjelaskan nama mata air tersebut terdiri dari dua kata, aik dan dewa. ‘Aik’ berarti air, sementara ‘dewa’ diartikan yang menyembuhkan.

“Pengunjungnya ada juga yang dari luar Lombok Timur, tujuannya kadang ke sini mandi atau ada juga ke sini untuk berobat,” kata Apirudin.

Mata air Aik Dewa juga dimanfaatkan untuk irigasi pertanian selain itu tempat tersebut juga dipakai untuk mencuci beras dalam jumlah yang besar ketika ada kenduri dalam bahasa sasak disebut begawe.

Mata air Aik Dewa juga kerap dimanfaatkan sebagai persinggahan bagi pengendara yang kebetulan melintas, tempat yang sejuk dengan fasilitas gazebo serta aneka makanan yang dijajakan oleh pedagang menjadikan tempat tersebut selalu ramai setiap harinya.

“Biasanya setiap hari ada saja yang singgah, baik untuk beristirahat maupun untuk mandi,” kata Apirudin.

Dia menceritakan pelestarian seperti menjaga dan menanam pohon dilakukan untuk menjaga mata air tetap lestari. “Alhamdulillah mata air ini tidak pernah kering meskipun di musim kemarau,” ucap Apirudin.

Berwisata ke Aik Dewa cocok bagi yang punya kantong pas-pasan alias low budget. Cukup dengan membayar uang parkir Rp 2 ribu untuk motor dan Rp 5 ribu untuk mobil, infoers sudah bisa menikmati sensasi mandi dari sumber mata air langsung dan bersantai bersama keluarga di mata air Aik Dewa.