Setiap orang pasti pernah merasakan patah hati. Entah karena kehilangan orang tercinta, tekanan pekerjaan, atau stres berat dalam hidup. Umumnya, kondisi ini dianggap hanya sebatas perasaan sedih yang akan hilang seiring waktu.
Namun, tahukah kamu bahwa patah hati juga bisa berkembang menjadi penyakit serius yang mengancam nyawa? Kondisi ini dikenal dengan istilah Broken Heart Syndrome atau Takotsubo Cardiomyopathy.
Melansir siliconartists, sindrom ini terjadi ketika stres emosional atau fisik membuat otot jantung berkontraksi tidak normal. Bentuk jantung menjadi tidak beraturan, seolah diremas dengan keras. Meski berbeda dari serangan jantung yang dipicu sumbatan pembuluh darah, gejala yang muncul bisa mirip, antara lain:
Karena gejalanya serupa, kondisi ini kerap disalahartikan sebagai serangan jantung biasa.
Penelitian terbaru menemukan fakta mengejutkan. Walaupun lebih banyak dialami wanita, pria justru memiliki risiko kematian dua kali lipat akibat sindrom patah hati.
Dalam sebuah studi di Amerika Serikat terhadap lebih dari 200.000 pasien:
Pada wanita, pemicu utamanya adalah stres emosional, seperti kehilangan pasangan atau masalah kehidupan sehari-hari.
Pada pria, pemicunya cenderung berasal dari stres fisik berat, misalnya setelah operasi besar, stroke, atau penyakit serius lain. Tekanan fisik semacam ini lebih cepat merusak fungsi jantung.
Selain itu, faktor dukungan emosional juga berpengaruh. Pria umumnya lebih jarang mengekspresikan perasaan atau mencari pertolongan, sehingga stres menumpuk tanpa disadari. Akibatnya, pemulihan mereka lebih lambat dan risiko komplikasi lebih tinggi.
Gejala Broken Heart Syndrome sangat mirip dengan serangan jantung. Karena itu, bila mengalami nyeri dada, sesak napas, atau tubuh lemas tanpa alasan jelas, jangan dianggap sepele. Segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisi jantungmu.
Hingga kini belum ada obat khusus untuk Broken Heart Syndrome. Dokter biasanya memberikan terapi dengan obat jantung pada umumnya serta menyarankan pengelolaan stres. Beberapa langkah yang bisa membantu antara lain:
Studi yang terbit di Journal of the American Heart Association tahun 2024 juga menegaskan bahwa dukungan emosional berperan penting dalam mempercepat pemulihan pasien sindrom patah hati.
Patah hati bukan hanya urusan perasaan, tapi bisa berdampak nyata pada kesehatan jantung. Mengenali gejala, segera mencari pertolongan medis, serta menjaga kesehatan mental dan fisik adalah kunci untuk mencegah kondisi ini menjadi lebih berbahaya.
Artikel ini telah tayang di siliconartists. Baca selengkapnya