Hati-hati Makan Berlebihan Kala Liburan Long Weekend, Bisa Ganggu Kesehatan

Posted on

Liburan sering kali identik dengan kebebasan, termasuk dalam hal makanan. Menikmati kuliner khas daerah, jajanan kaki lima, atau sajian ‘all-you-can-eat’ terasa begitu menggoda, apalagi ketika dilakukan bersama keluarga. Namun, konsumsi makanan secara berlebihan selama masa libur dapat membawa dampak serius bagi kesehatan tubuh.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Ray Rattu, menjelaskan makan berlebihan berarti tubuh menerima asupan makanan yang melebihi kebutuhan gizi harian. Ketika tubuh tidak mampu membakar seluruh kalori yang dikonsumsi, kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak.

“Nah yang terjadi pertama adalah kegemukan, yang kedua adalah deposit substansi, komponen-komponen hasil metabolisme tubuh yang kemudian akan memberikan dampak negatif,” katanya saat berbincang dengan infocom, Selasa (28/5/2025) dilansir dari infoHealth.

Selain kegemukan, makan berlebihan juga dapat meningkatnya kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat di dalam tubuh. Terlebih, kandungan garam yang tinggi dalam makanan juga dapat memicu terjadinya hipertensi.

“Belum lagi kita berbicara kalau kita makan makanan yang sifatnya mengganggu liver dan ginjal yang menjadi organ regulator untuk makanan yang masuk dalam tubuh,” ucap Ray..

“Nah ini akan mengganggu juga organ-organ tersebut, jadi semua dalam tubuh manusia itu tidak ada yang lebih tinggi lebih baik, lebih rendah lebih baik,” imbuh Ray.

Ray menyarankan agar mengonsumsi makanan sesuai dengan porsi yang tepat dan kebutuhan gizi tubuh, serta tidak berlebihan saat liburan. Hal ini penting untuk mencegah berbagai dampak negatif yang bisa timbul akibat kelebihan asupan.

“Semua ada proporsinya, ada range normal yang harus kita jaga supaya di situlah area kita bisa melakukan sesuatu. Sebagai contoh makan, tidak boleh makan lebih dari 300 gram yang sudah diatur, sesuai dengan kecukupan gizi tubuh kita masing-masing. Ketika berlebihan, hal-hal tersebut kemudian akan menjadi dampak atau akibat,” ungkap Ray.

Artikel ini telah tayang di infoHealth. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *