Gunung Ile Lewotolok Meletus 97 Kali, Dentuman Terdengar Sampai Larantuka

Posted on

Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus sebanyak 97 kali sejak Minggu malam (29/6/2025) hingga Senin dini hari (30/6/2025). Suara gemuruh dentuman gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini bahkan terdengar hingga ke Kota Larantuka.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Fajaruddin M Balido, mengatakan gunung yang berstatus level II atau Waspada ini memuntahkan kolom abu setinggi 300-600 meter disertai asap berwarna putih dan kelabu.

“Erupsi disertai gemuruh atau dentuman lemah hingga kuat dan teramati lontaran lava pijar ke arah tenggara 600 meter dari pusat erupsi,” kata Fajaruddin dalam keterangan resmi, Senin.

Selain erupsi, tercatat pula hembusan sebanyak 104 kali dengan amplitudo 2,1-15,6 milimeter dan durasi 26-41 info. Aktivitas vulkanik dangkal juga terjadi sebanyak 3 kali dengan amplitudo 2,1-2,9 milimeter dan durasi 12-13 info.

Fajaruddin mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok, pengunjung, pendaki, maupun wisatawan agar tidak mendekati wilayah dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas.

Selain itu, masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara juga diminta tidak memasuki area sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Warga diharapkan mewaspadai potensi bahaya guguran atau longsoran lava dari bagian selatan dan tenggara puncak atau kawah.

“Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di wilayah sektoral barat sejauh 2,5 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian barat puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok,” ungkapnya.

Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) dan masalah kesehatan lain akibat abu vulkanik, masyarakat diimbau menggunakan masker pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

“Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok juga diingatkan agar selalu mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama di musim hujan,” tandas Fajaruddin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *