Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena mengusulkan kepada kepada Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK) untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah perbatasan dengan Timor Leste.
“Kalau boleh juga mungkin usul Pak Sesmenko (Sekretaris Menko IPK), Pak Deputi, apakah NTT juga mungkin perlu dipikirkan di kawasan perbatasan negara ini ada kawasan ekonomi khusus,” kata Melki dalam sambutannya pada Forum Koordinasi Pembangunan Wilayah Berbasis Tata Ruang Bali-Nusra, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (21/10/2025).
“Karena Timor Leste sendiri mereka membuka ada kawasan ekonomi khusus itu di Oekusi (Oecusse) yang itu semacam ada pemerintahan yang juga bergerak sendiri di luar pemerintahan Timor Leste yang ada di Dili,” lanjut dia.
Melki menyebut tiga wilayah di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste. Yakni, Motaain di Kabupaten Belu, Motamasin di Malaka, dan di Timor Tengah Utara (TTU).
“Nah, saya lagi mungkin mengusulkan juga di antara tiga daerah perbatasan yang sudah ada ini TTU Belu, Malaka apakah juga dimungkinkan kita juga buat kawasan ekonomi khusus, yang juga selain itu dari Timor Leste juga mungkin dia punya ruang untuk juga bisa masuk di Australia dan sebagainya,” ujar Melki.
Pasok Kebutuhan Timor Leste
Dikonfirmasi lebih lanjut seusai sambutan, Melki menjelaskan warga di KEK perbatasan itu nantinya bisa memasok berbagai kebutuhan untuk Timor Leste. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di perbatasan kedua negara lebih banyak menguntungkan Indonesia.
“Jadi gini, di perbatasan negara itu sebenarnya kita bisa mengoptimalkan daerah perbatasan negara yang saat ini itu kan pertumbuhan ekonominya kan kita lihat itu banyak menguntungkan Indonesia sebenarnya. Kita bisa cek ya di tiga perbatasan negara ini lebih banyak kebutuhan Timor Leste kepada kita sendiri itu besar sekali,” terang Melki.
“Jadi sebenarnya itu akan membuat banyak kebutuhan-kebutuhan Timor Leste itu bisa kita suplai dengan baik dan benar karena selama ini juga di sana masih banyak juga di situ tidak diatur dengan baik sehingga kemudian banyak oknum yang menyalahgunakanlah di wilayah perbatasan ini,” lanjut dia.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi NTT itu mengungkapkan keuntungan lainnya adalah ekspor komoditas perdagangan dari Indonesia dikenakan pajak yang rendah jika melalui Timor Leste.
“Karena dia sebagai negara yang baru itu dia punya perdagangan dengan negara luar itu itu dia punya keuntungan, karena Timor Leste itu kalau dia berdagang dia punya berbagai kemudahan dari segi pajak sampe nol atau pajaknya kecil sekali di negara-negara tujuan ekspor dari Indonesia,” jelas Melki.
“Nah kita kerja sama dengan Timor Leste, ada kawasan ekonomi khusus itu kita kirim melalui Timor Leste itu harganya pasti lebih turun dibandingkan melalui Indonesia seperti Jakarta, pasti akan lebih mahal. Harus kita optimalkan kerja sama dengan Timor Leste sehingga butuh kawasan ekonomi khusus di perbatasan negara kita sama Timor Leste,” lanjut dia.






